
Turis Asing Belum Bisa Masuk RI, Pengusaha Hotel Geregetan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Pemerintah pusat yang menunda kedatangan wisatawan asing hingga akhir tahun 2020 mendatang mendapat penolakan dari pelaku wisata Bali, termasuk perhotelan.
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali I Nyoman Astama mengajukan sejumlah saran yang bisa diambil oleh pemerintah pusat agar pariwisata Bali tetap dibuka untuk wisatawan asing.
Di antaranya mendorong untuk diadakan Asuransi COVID yang bisa dibayar tamu per hari secara online sebelum berangkat dari negaranya. Ini bisa dijadikan sebagai tambahan syarat masuk Indonesia.
Astama menyebut asuransi ini bisa menanggung seluruh biaya perawatan seandainya ada wisatawan yang sakit dan terpapar COVID-19. Termasuk bisa dibuatkan pilihan untuk asuransi jiwa.
Termasuk melakukan travel bubble dengan negara yang memasukkan Indonesia (Bali) dalam green line dan tidak memasukkan Indonesia (Bali) dalam red zone.
"Sebagai contoh travel bubble bisa dilakukan dengan negara Ukraina, karena Ukraina tidak menempatkan Indonesia ke dalam red zone dan ada pesawat terbang dari sana keluar negara seperti Emirates, Qatar, Turkish Airlines. Juga segera akan ada reciprocal free visa antara Ukraina dan Indonesia. Ini suatu kesempatan yang bisa dilakukan melalui pendekatan yang ada," kata Astama kepada CNBC Indonesia, Senin (24/8).
Wisatawan mancanegara dari negara Eropa Timur seperti Ukraina bisa dibilang jumlahnya lebih sedikit dibanding wisman seperti Australia, China serta beberapa negara tetangga. Namun, segmen pasar tersebut bisa menjadi pasar setelah melihat kebijkan dari sejumlah negara yang melarang warganya untuk datang ke Indonesia.
"Dalam promosi ke luar negeri begitu wisman sudah direaktivasi ke Indonesia, mesti dilakukan promosi ke negara yang mau dan mengiznkan warganya ke Indonesia. Tidak bisa kita berpatokan dengan pola pikir lama, ke negara yang sebelum Covid-19 banyak ke Indonesia (Bali) karena negara-negara tersebut belum mengizinkan warganya ke Indonesia. Ini salah satu target pasar new normal untuk pasar internasional," jelas Astama.
Namun, rencana pemerintah untuk menutup akses wisatawan asing bisa dibilang wajar. Pasalnya, jumlah kasus positif Covid-19 dari hari ke hari terus bertambah. Kemarin, jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 mencapai 2037 orang. Secara kumulatif, hingga kini sudah ada 154 ribu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sinyal penutupan akses wisatawan asing ini muncul setelah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia tidak bakal menerima wisatawan mancanegara hingga akhir tahun mendatang.
"Pemulihan sektor pariwisata ini, kita mau fokuskan wisatwan domestik. Kita mau turis domestik ini 70%. Masalah turis asing saya pikir sampai akhir tahun kita ngga akan terima. Biar aja kita dulu konsolidasi sendiri," kata Luhut pada Rakerkonas Apindo beberapa waktu lalu.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!