
Nambah Lagi, Sudah 20 Lebih Negara Kena Resesi!

Akan tetapi, sepertinya kuartal II-2020 adalah titik nadir, kerak neraka. Sebab mulai Mei-Juni, banyak negara mulai mengendurkan social distancing. Masyarakat kembali bisa beraktivitas di luar rumah, meski harus tunduk terhadap protokol kesehatan.
Sedikit demi sedikit roda ekonomi mulai berputar lagi. Tanda yang paling terlihat adalah optimisme dunia usaha, yang tercermin dalam Purchasing Managers' Index (PMI). Indeks ini adalah salah satu indikator awalan (leading indicator) untuk meneropong bagaimana prospek perekonomian dalam beberapa bulan ke depan.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik start. Kalau angkanya di atas 50, artinya dunia usaha sudah percaya diri dan siap berekspansi.
JPMorgan dan IHS Markit melaporkan, PMI manufaktur dunia pada Juli berada di 50,3. Sudah berada di atas 50 dan menjadi yang tertinggi dalam enam bulan terakhir.
PMI manufaktur terdiri dari tujuh sub-indeks. Pada Juli, seluruhnya mencatatkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Angka PMI Juli mengindikasikan bahwa proses pemulihan yang dimulai pada Mei terus berlanjut. Bahkan sejumlah komponen pembentuk PMI sudah kembali ke level sebelum pandemi," sebut Olya Borichevska, Ekonom JPMorgan, dalam siaran tertulis.
Bagaimana dengan perkiraan PMI manufaktur Agustus? Apakah tren pemulihan bisa dipertahankan?
Bisa. Angka pembacaan awal PMI manufaktur Agustus akan dirilis akhir pekan ini. Namun Trading Economics sudah memberi perkiraan bahwa pencapaian di sejumlah negara akan meningkat dibandingkan Juli.
Misalnya di Jepang. PMI manufaktur Negeri Matahari Terbit pada Juli adalah 45,2. Trading Economics memperkirakan angka pembacaan awal untuk Agustus berada 49.
Kemudian Amerika Serikat (AS). Skor PMI manufaktur AS bulan lalu adalah 50,9, dan bulan ini diperkirakan naik menjadi 52. Industriawan di Negeri Paman Sam sepertinya semakin pede.
Akan tetapi, pemulihan ini masih mengandung tanda tanya besar. Bagaimana pun, pandemi virus corona adalah masalah kesehatan. Ketika aspek kesehatan memburuk, seperti terjadi lonjakan kasus baru, maka bukan tidak mungkin social distancing kembali diketatkan demi menyelamatkan nyawa.
"Untuk mengembalikan kapasitas produksi yang hilang selama setengah tahun ini tentu butuh waktu. Apalagi jika proses pemulihan terganggu oleh kembalinya berbagai pembatasan," lanjut Borischevska.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
