
Anomali RI, Covid-19 Malah Jadi Obat untuk 'Kanker' CAD

Beralih ke transaksi modal dan finansial (TMF), Surplus TMF tercatat cukup tinggi pada kuartal II-2020 di tengah kondisi ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus TMF pada April-Juni tercatat sebesar US$ 10,5 miliar (4,3% dari PDB), berbalik arah dari defisit US$ 3,0 miliar (1,1% dari PDB) pada kuartal I-2020.
"Perkembangan ini didukung oleh peningkatan arus masuk neto investasi portofolio melalui penerbitan obligasi global korporasi dan pemerintah serta peningkatan arus masuk pada Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah." tulis BI dalam laporannya.
Penerbitan obligasi global pemerintah pada periode laporan berupa global bond dan global sukuk yang bertujuan untuk memenuhi target pembiayaan dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Di sisi lain, investasi langsung masih mencatat surplus meski mengalami penurunan sejalan dengan lesunya aktivitas ekonomi domestik. Selain itu, pembayaran pinjaman luar negeri yang lebih tinggi mengikuti pola kuartalannya turut memengaruhi peningkatan defisit investasi lainnya." tambah BI.
Membaiknya CAD dan surplus TMF membuat BOP kuartal kedua mencatatkan surplus yang cukup tinggi. Sejalan dengan surplus NPI tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari US$ 121,0 miliar pada akhir kuartal I-2020 menjadi US$ 131,7 miliar pada akhir kuartal laporan.
Cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,1 bulan, serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
Kenaikan cadangan devisa tersebut membuat BI jadi punya peluru lebih banyak untuk melakukan intervensi guna stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]
