Internasional

Presiden Lebanon Tegaskan Tak Mau Mundur, Ini Alasannya

News - Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
17 August 2020 14:45
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah membakar foto Presiden Lebanon Michel Aoun di dalam kementerian luar negeri Lebanon di Beirut, Lebanon, Sabtu, 8 Agustus 2020. (AP/Bilal Hussein) Foto: Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah membakar foto Presiden Lebanon Michel Aoun di dalam kementerian luar negeri Lebanon di Beirut, Lebanon, Sabtu, 8 Agustus 2020. (AP/Bilal Hussein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Lebanon Michel Aoun menegaskan bahwa tidak mungkin baginya untuk mengundurkan diri menyusul seruan agar dia meninggalkan jabatannya karena ledakan mematikan di Beirut. Komentar dia muncul setelah sejumlah pejabat pemerintah Lebanon mundur beberapa waktu belakangan.

"Ini tidak mungkin, karena ini akan menyebabkan kekosongan kekuasaan. Pemerintah mengundurkan diri. Mari kita bayangkan bahwa saya akan mengundurkan diri. Siapa yang akan memastikan kontinuitas kekuasaan?" kata Aoun dalam rekaman wawancara dengan jaringan Prancis BFM, sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (17/8/20).

"Jika saya mengundurkan diri, seseorang perlu mengadakan pemilihan segera. Tetapi situasi saat ini di negara itu tidak memungkinkan penyelenggaraan pemilihan seperti itu," tambahnya.

Ketika ditanya tentang penyelidikan atas ledakan tersebut, Aoun mengutip kerumitannya, dengan mengatakan "tidak akan dapat diselesaikan dengan sangat cepat seperti yang kami inginkan."

Ia mengaku telah meminta dewan yudisial untuk mengawasi penyelidikan dan meminta 'hakim independen' untuk menyelidiki. Ledakan besar yang melanda ibu kota Lebanon pada 4 Agustus merusak sebagian besar kota dan memicu protes kekerasan terhadap pihak berwenang

Kurang dari seminggu setelah ledakan, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menggambarkannya sebagai 'bencana yang tak terkira' dalam pidatonya di mana dia mengumumkan pengunduran dirinya dan pemerintahannya.

Dalam pidatonya, Diab membidik kelas politik yang berkuasa di Lebanon karena mendorong apa yang disebutnya: "aparat korupsi yang lebih besar dari negara". Dia mengatakan bahwa pemerintahnya telah memilih untuk berdiri bersama rakyat dengan mengundurkan diri.

Lebanon telah berjuang secara ekonomi dalam beberapa bulan sebelum ledakan, dengan mata uangnya kehilangan sekitar 70% nilainya sejak Oktober lalu dan Bank Dunia memperkirakan bahwa setengah dari populasinya akan menjadi miskin pada tahun 2020.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tangisan Gubernur Beirut saat Tinjau Lokasi Ledakan


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading