Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 telah membawa banyak negara jatuh ke jurang resesi, baik itu benar-benar resesi maupun hanya resesi teknikal. Kegiatan ekonomi tiap negara yang nyaris terhenti akibat pembatasan kegiatan sosial banyak negara harus mengalami resesi.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Kondisi ini terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan ukuran kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama.
Bisa dikatakan, resesi sudah dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis, atau irama ekspansi dan kontraksi reguler yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Indonesia sendiri secara teknikal sudah tergolong resesi setelah PDB periode April-Juni 2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ), PDB kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi -4,19%.
Dua kontraksi beruntun secara QtQ membuat Indonesia bisa dibilang sudah masuk ke fase resesi teknikal (technical recession). Pasalnya pada Kuartal I-2020 secara QtQ PDB Indonesia minus 2,41%.
Lalu negara mana saja yang sudah mengalami resesi, berikut catatan dari CNBC Indonesia.
1. Malaysia
Sama halnya dengan Indonesia, Malaysia juga mengalami resesi teknikal. Dikutip dari TradingEconomics, ekonomi tercatat -16,5% (QtQ) pada triwulan kedua 2020. Di kuartal I, ekonomi sebelumnya -2%.
Secara basis tahunan (YoY) ekonomi -17,1%. Namun di kuartal I ekonomi masih positif 0,7%. Konsumsi rumah tangga merosot hingga 18,5% sementara investasi turun 28,9%.
Permintaan eksternal masih berkontribusi negatif ke PDB. Ekspor dan impor turun tajam. Di sisi lain jasa produksi, sektor jasa dan manufaktur mengalami kontraksi. Pertambangan dan konstruksi juga turun.
2. Singapura
Secara basis kuartalan (QtQ), ekonomi mengalami kontraksi sebesar 42,9% pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara tahunan (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni.
Singapura merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk 2020 menjadi kontraksi antara 5% sampai 7%. Pada bulan Mei sebelumnya, PDB Singapura diperkirakan akan menyusut antara 4%-7% tahun ini.
3. Filipina
Ekonomi Filipina masuk jurang resesi pertama dalam 29 tahun. Secara tahunan (YoY)PDB -16,6% di kuartal II 2020. Sebelumnya di kuartal I 2020, secara tahunan ekonomi juga -0,7%.
Secara kuartalan (QtQ), ekonomi di April hingga Juni juga -15,2%. Di kuartal I lalu dalam basis yang sama, ekonomi -5,1%.
4. Thailand
Ekonomi Thailand menunjukkan penurunan yang luar biasa sepanjang kuartal II-2020. Pandemi virus corona (Covid-19) menjadi penyebab utamanya.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/8/2020), pada kuartal II-2020, ekonomi Thailand tercatat minus 12,2% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Ini merupakan penurunan atau kontraksi ekonomi terbesar dalam 22 tahun atau sejak krisis 1998.
Pandemi menghantam keras sektor pariwisata, ekspor, dan aktivitas ekonomi dalam negeri di Thailand.
Secara teknikal, Thailand sudah mengalami resesi, karena pada kuartal I-2020, ekonomi negeri gajah putih ini juga minus 2%.
Pemerintah Thailand memprediksi ekonomi negaranya di tahun ini bakal minus 7,3-7,8%. Lebih parah dari proyeksi sebelumnya yaitu minus 5-6%.
5. Jepang
Perekonomian Jepang juga tak lepas dari resesi. Ekonomi negara ini sudah menyusut 27,8% di kuartal I 2020 secara tahunan (YoY) sebagaimana dikutip dari Tradic Ecoomics.
Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Jepang tercatat -7,8% di kuartal II 2020. Melemahnya konsumsi dan ekspor swasta di tengah langkah-langkah pembatasan sosial guna mencegah Covid-19 menjadi penyebab.
6. Korea Selatan
Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Bank Sentral Korea (BOK) menyebut ekonomi negatif kembali di kuartal II 2020. Di mana PDB - 3,3% (QtQ).
Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi turun 1,3%. Ekspor barang dan jasa di mana ekonomi yang bergantung, anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963.
Dalam basis tahunan (YoY), PDB negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I lalu, ekonomi tumbuh 1,4%.
7. Hong Kong
Hantu resesi belum meninggalkan Hong Kong. Ekonomi kota di bawah China itu kembali mengalami kontraksi.
Di kuartal II ekonomi -9% (YoY). Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020 ini.
Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk pusat ekonomi global ini. Aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti Beijing terjadi.
8. Inggris
Inggris mencatat pertumbuhan terburuk sejak 2009. Kantor Statistik Nasional, menyebutkan dalam basis tahunan (YoY), ekonomi berkontraksi atau -21,7% di kuartal II.
Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I 2020, ekonomi -1,7%. Sedangkan dalam basis kuartalan (QtQ) ekonomi -20,4%, sementara di kuartal I -2,2%.
9. Polandia
Tak terhindarkan, negara ini juga mengalami resesi teknikal. Negara Eropa ini bahkan mengalami resesi teknikal pertama sejak akhir era komunis, lebih dari tiga dekade lalu.
Hal ini nampak dari data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia, Jumat (14/8/2020). Penguncian (lockdown) akibat penyebaran corona (Covid-19) menjadi penyebab.
Perekonomian susut 8,9% di kuartal II 2020 dalam basis kuartalan (QtQ). Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi -0,4%.
Di basis tahunan(YoY) ekonomi di kuartal II 20202 -8,2%. Sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I 2020.
10. Jerman
PDB Jerman ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi atau -2% (YoY) pada kuartal I tahun ini. Kontraksi berlanjut di kuartal II, di mana ekonomi -10,1% (YoY).
Ini merupakan kontraksi paling dalam sejak pencatatan PDB secara kuartalan yang dimulai pada 1970 silam.
Di basis tahunan (YoY) ekonomi -11,7 di kuartal II. Sementara kuartal I kemarin, ekonomi -2,3%.
11. Prancis
Prancis resmi resesi setelah ekonomi di kuartal II tercatat -19% (YoY). Ekonomi sebelumnya telah susut 5,7% di kuartal I.
Dalam basis kuartalan (QtQ), ekonomi kuartal II -13,8%, sedangkan kuartal I -5,9%. Dalam basis ini kontraksi sudah terlihat sejak kuartal akhir 2019, di mana ekonomi -0,2%.
12. Italia
Italia menjadi negara paling buruk terdampak Covid-19. Akibatnya penguncian total (lockdown) dilakukan.
Ini menyebabkan ekonomi jatuh dua kuartal berturut-turut. Di kuartal II -17,3% (YoY) sementara di kuartal I ekonomi -5,5%.
Di basis kuartalan ekonomi juga -12,4% (QtQ) di kuartal II dan -5,4 di kuartal I. Padahal, pada kuartal akhir 2019, ekonomi juga sudah -0,2%.
13. Spanyol
Sama seperti Italia, Spanyol sempat menjadi negara yang sangat terpukul karena Covid-19 di Eropa. Ini membawa ekonomi terjerembab ke resesi.
Secara QtQ, ekonomi -18,5% di kuartal II. Sebelumnya ekonomi -5,2% di kuartal I. Di basis tahunan (YoY), ekonomi kuartal II -22,1%. Di kuartal I, ekonomi -4,1%.
14. Amerika Serikat
Negara yang dipimpin Donald Trump ini juga tak lepas dari jurang resesi.
Perekonomian negeri Paman Sam mencatat -32,9% pada periode April - Juni (QtQ). Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang tercatat -5%.
Demikian laporan dari Departemen Perdagangan AS yang baru dirilis 30 Juli lalu. Kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga investasi dan pengeluaran pemerintah.
Meski begitu di basis tahunan (YoY), ekonomi di kuartal II -9,5%. Di kuartal I, ekonomi masih positif 0,3%.