
Selama Corona Masih Ada, Ekonomi Thailand Akan Menderita

Untuk meredam penyebaran virus corona, pemerintah Thailand (dan hampir seluruh negara) menerapkan kebijakan pembatasan sosial alias social distancing. Pada 26 Maret, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha memberlakukan status darurat nasional. Perbatasan ditutup, dan warga disarankan tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan yang sangat mendesak.
Bagi Thailand, pandemi ini lebih dahsyat dampaknya ketimbang negara-negara lain. Pasalnya, pariwisata memainkan peranan penting dalam perekonomian negara tersebut.
Tahun lalu, pendapatan dari pariwisata menyumbang 11,46% terhadap PDB. Ini merupakan rasio paling tinggi di antara negara-negara ASEAN-5.
Meski sekarang social distancing di Thailand mulai dilonggarkan, tetapi bukan berarti sektor pariwisata bisa langsung pulih. Sebab pariwisata adalah bisnis yang menjual kenyamanan.
Bagaimana bisa turis merasa nyaman kalau virus mematikan masih bergentayangan? Tidak banyak orang yang bersedia bertaruh nyawa untuk bisa pelesiran. Sebelum vaksin atau obat penangkal virus corona sudah tersedia, sulit berharap sektor pariwisata bisa kembali normal.
Oleh karena itu, Thailand diperkirakan menjadi salah satu negara yang pulih paling belakangan dari pagebluk virus corona. Morgan Stanley meramal ekonomi Thailand baru bisa pulih ke level pra-pandemi setidaknya pada kuartal II-2021. Sementara Indonesia diproyeksi sudah bisa pulih pada kuartal I-2021.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]