PGN Jajaki Ekspor 27 Kargo LNG ke Asia Pasifik

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
14 August 2020 19:48
PGN Luncurkan Sapta Program Gasifikasi Nasional (Dok. PGN)
Foto: PGN Luncurkan Sapta Program Gasifikasi Nasional (Dok. PGN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas PT Pertamina (Persero), berpotensi menjual hingga 27 kargo gas alam cair (LNG) per tahun ke pasar internasional.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan pasar di kawasan Asia Pasifik, terutama di Asia Tenggara. Dia menuturkan proyeksi permintaan LNG di Asia Tenggara ini bisa mencapai 0,5 juta ton per tahun (MTPA) atau setara dengan sembilan kargo.

Selain yang sedang dijajaki itu, perusahaan juga telah menerima respons positif dari pasar internasional lainnya dengan proyeksi permintaan sekitar 18 kargo per tahun.

"Permintaan gas di Asia Pasifik meningkat setiap tahunnya, sebagai negara dengan cadangan gas yang besar, Indonesia dapat memperbesar prospek bisnis gas bumi ke negara-negara Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara," jelas Syahrial dalam keterangan resmi perusahaan pada Jumat (14/08/2020).

Syahrial mengungkapkan upaya ekspansi bisnis LNG internasional yang telah dilakukan antara lain telah ditandatanganinya Perjanjian Pokok Jual Beli LNG antara PGN dan Sinopec, serta rencana proyek kilang LNG skala kecil di China yang bekerja sama dengan perusahaan manufaktur logistik ISO Tank.

Selain itu, lanjutnya, saat ini perusahaan juga tengah mengkaji potensi ekspansi pasar bisnis LNG, khususnya di negara-negara Asia Selatan.

Bagi PGN, lanjutnya, LNG merupakan sebuah peluang untuk memasuki pasar internasional, baik dari segi pengembangan infrastruktur maupun niaga (trading), sehingga diharapkan bisa menjadi pemain gas internasional. Hal ini seiring dengan peran PGN dalam mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri.

Dengan portofolio yang dimiliki dari mulai penyediaan infrastruktur, pemrosesan, transportasi, penyimpanan, bunkering dan niaga LNG, PGN bertekad mengejar target pengembangan bisnis LNG internasional, khususnya di pasar Asia.

"Targetnya, PGN dapat meningkatkan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk perdagangan LNG global hingga sekitar 130 BBTUD (miliar British thermal unit per hari) untuk lima tahun pertama dan akan dikembangkan untuk tahun-tahun berikutnya," bebernya.

Menurut Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, bisnis LNG juga menjadi bagian penting dari transformasi Pertamina sebagai Holding Migas dan PGN sebagai subholding gas. Apalagi pada pertengahan 2019 PGN mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG end-to-end secara penuh.

"PGN mengambil peran dan melakukan langkah-langkah strategi untuk memanfaatkan segala peluang LNG yang ada, diantaranya melalui pengelolaan FSRU (unit regasifikasi dan penyimpanan LNG terapung)," imbuh Rachmat.

PGN memiliki dua FSRU yaitu FSRU Lampung di Labuhan Maringgai dengan kapasitas 1,5-1,7 juta ton per tahun dan volume penyaluran gas mencapai 240 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Fasilitas FSRU ini terintegrasi dengan fasilitas pipa transmisi South Sumatra West java (SSWJ) yang menghubungkan sumber gas bumi di Sumatera Bagian Tengah, Selatan dan Jawa Barat. Lalu ada FSRU Jawa Barat, serta regasifikasi darat PT Perta Arun Gas di Arun Lhokseumawe Aceh. Selama ini, PGN telah menyalurkan gas bumi hasil regasifikasi LNG lebih dari 250 BBTUD.

Dia memaparkan ada beberapa anak perusahaan PGN yang turut menjadi menyokong portofolio LNG yaitu Nusantara Regas yang memiliki kapabilitas regasifikasi LNG, tetapi memang ditujukan untuk mendukung sektor kelistrikan nasional. Kemudian, PT Perta Arun Gas yang dikembangkan sebagai hub LNG dengan kapasitas regasifikasi 450 MMSCFD dan memiliki 4 tangki di darat dengan kapasitas masing-masing 125.000 m3 dan PT Pertagas Niaga yang berkontribusi pada bidang niaga retail LNG.

Rachmat mengatakan bahwa dengan mengoptimalisasi portofolio domestik tersebut, dapat menjadi bekal PGN melaksanakan inisiasi ekspansi bisnis LNG ternasional. PGN juga akan berintegrasi dengan Holding Pertamina untuk optimalisasi portofolio LNG pasar internasional.

Dalam rencana bisnis ini, dia mengakui perusahaan pasti memiliki sejumlah tantangan, salah satunya adalah ketidakpastian harga minyak dunia, yang bisa menyebabkan harga LNG menjadi tidak kompetitif.

"Dalam menyikapi hal tersebut, diantaranya dilakukan sinergi dengan pihak lain dalam rangka mengoptimalkan informasi yang dimiliki, sehingga jasa atau produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang lebih baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan bahwa kualitas SDM juga akan ditingkatkan agar dapat mendukung dinamika pengembangan bisnis perusahaan.

"Merujuk pada rencana jangka panjang perusahaan, PGN akan mengoptimalkan peluang untuk pengembangan bisnis global trading dan overseas marketing dengan memanfaatkan sumber daya LNG yang dimiliki dan kemampuan perusahaan dalam penyediaan infrastruktur hilir," tutup Rachmat.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balkondes PGN Karangrejo Kenalkan Ikon Desa Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular