Duh, Pemerintah 'Ramal' Pertumbuhan PDB RI 2020 Bisa -1,1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat pandemi Covid-19, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesimistis dari proyeksi sebelumnya. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terperosok lebih dalam pada 2020, yakni minus 1,1% hingga 0,2%.
Asumsi pertumbuhan ekonomi 2020 yang mencapai -1,1% hingga 0,2%, lebih rendah dari yang diproyeksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sebelumnya optimistis memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh -0,4%.
"Pemerintah dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020, yakni di kisaran negatif 1,1% hingga 0,2%," tulis pemerintah dalam Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN 2021, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (14/8/2020).
Sebab, menurut pemerintah, kondisi di tahun 2020 memberikan gambaran tekanan berat yang dihadapi perekonomian Indonesia pada tahun tersebut. Sehingga upaya pemulihan ekonomi masih menjadi prioritas pemerintah di tahun 2021, dengan perkiraan pandemi Covid-19 telah tertangani di tahun 2020.
Pemerintah memerinci, pertumbuhan ekonomi yang didapatkan akan berasal dari sektor pertanian di tahun 2020 diperkirakan dapat mencapai 1,1%-1,3%. Kemudian disusul oleh sektor informasi dan komunikasi yang diperkirakan mampu tetap tumbuh 10,7% hingga 11,2%.
"Seiring tingginya permintaan di tengah pandemi Covid-19 akibat pola aktivitas yang lebih banyak menggunakan metode daring baik untuk bekerja, belajar, maupun aktivitas lainnya," kata pemerintah.
Ia juga memproyeksi terdapat beberapa sektor yang mengalami stagnasi bahkan kontraksi terutama diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19.
Di antara sektor-sektor yang mengalami kontraksi tersebut di antaranya, yakni berasal dari sektor transportasi, yang diperkirakan akan mengalami kontraksi paling dalam, sebesar -15,4% hingga -12,7%, akibat penurunan mobilitas masyarakat di tengah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah.
Di sisi permintaan, kelompok industri penghasil barang nonkebutuhan pokok mengalami penurunan. Sementara itu, di sisi penawaran terjadi
gangguan sistem transportasi dan logistik baik secara nasional maupun global, sebagai dampak dari penyebaran Covid-19 di berbagai industri.
Akibatnya, kinerja sektor manufaktur terkontraksi sebesar negatif 2,1 persen hingga semester I tahun 2020 sehingga pada tahun 2020 kinerja sektor manufaktur tumbuh sekitar -2,4% hingga -0,5%.
"Faktor-faktor tersebut menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020, yakni di kisaran -1,1% hingga 0,2%," kata pemerintah.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dirjen ESDM tak Hadir, Banggar Tunda Rapat Bahas RAPBN 2021
