
Kamala Harris, Gacoan Demokrat untuk Libas Trump

Besar dari orang tua lintas-budaya, Harris berkembang menjadi sosok yang progresif. Pandangan ekonominya tidak berbeda dari rekan-rekannya di Partai Demokrat yang pro-pasar dan kebebasan aliran modal, dan ketat akan perlindungan konsumen.
Kebetulan, kedua orang tua Harris bertemu di University of Berkeley, kampus tertua di California. Sang ibunda adalah ahli kanker payudara yang bermigrasi ke AS pada 1960, untuk mengejar gelar doktor dalam bidang endokrinologi di Universitas Berkeley. Sang ayah hijrah dari Jamaika pada 1961 untuk studi pascasarjana ekonomi di universtas yang sama.
Di Indonesia, kampus ini menjadi sorotan karena para lulusannya dituding menyokong mazhab neoliberalisme ekonomi di era Orde Baru, terutama ketika deregulasi, privatisasi, dan austeriti (pemangkasan belanja publik) kian marak di awal reformasi.
Sebagai Jaksa Agung, Harris getol membela kepentingan konsumen dengan memenangkan sengketa antara bank dan konsumen terkait penyitaan rumah dan penjualan rumah milik pelanggan yang dituding gagal memenuhi kewajibannya.
Sikap tegasnya melawan Trump tidak pudar meskipun dia pernah mendapat sumbangan dari taipan tersebut ketika maju kampanye untuk meraih jabatan sebagai Jaksa Agung, dua kali berturut-turut pada 2011 dan 2013.
Trump pun kian jengah karena pada 2018 Harris mengorek kemungkinan kedekatan Brett Kavanaugh dengan Trump. Saat itu, Senat AS sedang menggelar dengar pendapat pencalonan Kavanaugh sebagai calon Hakim Agung, yang diajukan oleh mantan taipan properti itu.
Sikap anti-Trump itu juga terlihat terkait dengan kebijakan ekonomi luar negeri AS. Harris adalah salah satu politisi yang getol mengritik perang dagang antara AS dan China, menilai kebjiakan tersebut memperburuk keadaan ekonomi di AS.
Pada Agustus 2019, Harris mendesak perwakilan dagang AS Robert Lightizer untuk mempertimbangkan kembali pengenaan tarif terhadap produk elektronik dan komponen impor elektronik dari China.
"Tarif tersebut bakal memukul California, yang menjadi tuan rumah bagi sektor elektronik terbesar di negeri ini," tulisnya dalam pernyataan resmii. "Industri ini menyumbang US$ 438 miliar tiap tahun terhadap ekonomi California dan secara langsung mempekerjakan lebih dari 900.000 pekerja. Lebih dari 80.000 lapangan kerja itu didukung oleh ekspor."
Meski demikian, dia tetap getol meneriakkan perlunya perdagangan yang adil dan perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) perusahaan AS di China.
Harris kini memilih fokus menyasar isu krisis ekonomi akibat pandemi corona dengan mendukung larangan menyita rumah konsumen yang terdampak pandemi dan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 2.000 per orang tiap bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]