
Anies: Kalau Tes Corona Sedikit, Positivity Rate Tak Valid

Jakarta, CNBC Indonesia- DKI Jakarta telah melakukan 43.000 tes per 1 juta penduduk, dengan kemampuan 11.000 tes per hari dan 64 jaringan laboratorium. Sebesar 80-85% tes yang dilakukan di Jakarta difokuskan untuk mencari kasus baru dengan kontak tracing dan tes yang masif.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Jakarta sudah memenuhi standar WHO yakni melakukan pengetesan 1.000 orang per 1 juta populasi setiap minggu. Bahkan saat ini jumlah tes di Jakarta sudah 4x kali lipat dari standar yang ada, karena jumlah tes telah mencapai 4.000 orang per 1 juta populasi per minggu. Jumlah tes menurutnya penting, karena jika tidak dipenuhi maka positivity rate-nya tidak bisa dipercaya.
"Kalau ada yang melakukan testnya kecil, maka tidak bisa membicarakan positivity rate. Angka tersebut hanya valid dan tidak diragukan bila persyaratan 1.000 per 1 juta penduduk dipenuhi," kata Anies dalam Indonesia Lawyers Club, Selasa (11/08/2020).
Anies mengakui di tahap awal kemampuan test di Jakarta hanya 600 per hari, kemudian meningkat menjadi 1.500 per hari, hingga akhirnya 11.000 per hari. Bahkan pada April, Jakarta mengirimkan surat pada 8 kota lain untuk meminjam mesin PCR demi meningkatkan tes.
"Dengan kemampuan tes yang tinggi jangan sampai digunakan secara mubazir. WHO sudah membuat standar, bahwa pasien sudah tidak perlu melewati 2x test negatif, cukup di test sekali dan isolasi. Jika pasien 10-14 hari tidak menunjukan gejala, tidak usah di tes lagi dan bisa dinyatakan pulih," katanya.
Anies menegaskan tidak ada kota atau negara yang siap menghadapi Covid-19, untuk itu dia meminta masyarakat tetap di rumah sementara pemerintah menyiapkan diri. Selain tes, Pemprov Jakarta meningkatkan kapasitas rumah sakit (RS), dari 8 rujukan RS dan 900 tempat tidur menjadi 67 RS rujukan dan 4.800 tempat tidur.
Selain itu dari kebanyakn negara lain menghadapi Covid-19 dengan mendengarkan nasihat pakar kesehatan dan pakar dunia epidomiologi sebagai rujukan utama, hal ini juga dilakukan oleh DKI Jakarta.
Tingginya kasus positif baru di Jakarta pun menurutnya hasil dari testing yang masif, sehingga bisa dilakukan tindakan selanjutnya.
"Ketika di Jakarta ketahuan ada penambahan misalnya hari ini 471, artinya ada 4.522 testing dan ketemu 471. Kemampuan testing harus serius ditingkatkan. Dengan kemampuan testing kita menemukan kasus, diisolasi atau dirawat di RS," kata Anies.
Sebelumnya, DKI Jakarta memimpin penambahan kasus Covid-19 di Indonesia selama 5 hari berturut-turut sejak 6 Agustus lalu. Padahal, sebelumnya, DKI dan Jawa Timur kerap bergantian menjadi pemimpin dalam kasus baru. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dalam 5 hari terakhir, DKI Jakarta menambah 2.782 kasus baru atau rata-rata 556 kasus per hari.
Sementara itu pada Selasa (11/08/2020) terdapat penambahan 462 orang sehingga totalnya 26.624. Sementara itu total pasien sembuh mencapai 16.446 orang, bertambah 178 orang dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Adapun kasus meninggal bertambah 2 orang menjadi 932 orang.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa