Inggris Sita 30 Ton Emas Venezuela Rp16,6 T, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 August 2020 18:25
A Venezuela flag is held as U.S. President Donald Trump speaks about the crisis in that nation during a visit to Florida International University in Miami, Florida, U.S., February 18, 2019.   REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Bendera Venezuela (REUTERS / Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pandemi Covid-19, Inggris menyita 30 tonĀ emas Venezuela senilai US$ 1,13 miliar atau setara Rp 16,6 triliun (asumsi Rp 14.725/US$) yang disimpan di Bank of England.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Alexander Venediktov. Menurut Venediktov, Venezuela sangat membutuhkan uang tersebut untuk menangani gelombang pandemi global.

"Tetapi Pengadilan Tinggi London menyatakan Juan Guaido sebagai kepala negara yang sah dan menolak (permintaan penarikan emas) Venezuela," kata Venediktov, dilansir dari Sputniknews, Selasa (11/8/2020).

"Ini secara efektif merupakan tindakan pengambilalihan ilegal. Apa yang harus kita lakukan dari langkah ini? Akankah bank menjadi sumber legitimasi? Saya lebih suka mereka tidak melakukannya," lanjutnya.

Pada Juli lalu, Pengadilan Tinggi London menolak memberi pemerintah Venezuela akses 30 ton emas yang ditahan oleh Bank of England. Keputusan ini diambil setelah penantang Presiden Nicolas Maduro, Juan Guaido, mengajukan klaim saingan.



Pengadilan mengatakan Inggris "dengan tegas mengakui" pemimpin oposisi, yakni Juan Guaido, sebagai presiden Venezuela. Akibatnya, Inggris menolak memberikan akses atau mentransfer emas tersebut ke bank lain di bawah pemerintahan Maduro .

Pada Mei, Bank Central Venezuela (BCV) mengajukan klaim hukum di pengadilan komersial di London guna memaksa Bank of England untuk mentransfer cadangan emas Venezuela. Tujuannya untuk mendanai penanganan pandemi di negara tersebut.

Dorongan Venezuela untuk melepaskan aset emas di Inggris dimulai setelah Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya menolak untuk mengakui hasil pemilihan presiden 2018 di Venezuela, di mana Maduro mendapatkan kemenangan untuk masa jabatan berikutnya di tengah krisis ekonomi di negara tersebut.

Venezuela kini memiliki 26.800 kasus konfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 229 pasien meningga, dan 16.930 pasien berhasil sembuh per Selasa (11/8/2020), menurut data Worldometers.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Dua Negara Paling Sengsara: Venezuela & Argentina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular