Internasional

Ledakan Beirut Berbuntut Kerusuhan, 2 Menteri Lebanon Mundur

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 August 2020 11:38
A protester uses a slingshot toward the Lebanese riot police, during anti-government protest following Tuesday's massive explosion which devastated Beirut, Lebanon, Sunday, Aug. 9. 2020. (AP Photo/Hussein Malla)
Foto: Demo Lebanon (AP/Hussein Malla)

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi Lebanon menembakkan gas air mata untuk mencoba membubarkan pengunjuk rasa yang melempar batu dan memblokir jalan dekat parlemen di Beirut pada Minggu (9/8/2020). Ini merupakan hari kedua demonstrasi anti-pemerintah yang dipicu oleh ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut (Port of Beirut) pekan lalu.

Ledakan dahsyat yang dipicu lebih dari 2.000 ton amonium nitrat pada Selasa (4/8/2020) di pelabuhan tersebut menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang, menambah keruntuhan politik dan ekonomi selama berbulan-bulan dan memicu seruan keras bagi pemerintah untuk mundur.



Dalam bentrokan tersebut, kebakaran sempat terjadi di pintu masuk Parlemen Square. Para pengunjuk rasa mencoba masuk ke area yang tertutup, juga ke kantor kementerian perumahan dan transportasi.

Polisi anti huru hara yang mengenakan pelindung tubuh dan membawa pentungan bentrok dengan para demonstran ketika ribuan orang berkumpul di Lapangan Parlemen dan Lapangan Martir, menurut koresponden Reuters.

"Kami memberi para pemimpin ini begitu banyak kesempatan untuk membantu kami dan mereka selalu gagal. Kami ingin mereka semua keluar, terutama Hizbullah, karena mereka adalah milisi dan hanya mengintimidasi orang-orang dengan senjatanya," kata Walid Jamal, seorang demonstran yang menganggur, mengacu pada kelompok bersenjata paling berpengaruh yang didukung Iran dan melayani pemerintahan Lebanon.



Ulama Maronit Kristen terkemuka negara itu, Patriark Bechara Boutros al-Rai, mengatakan kabinet harus mengundurkan diri karena tidak bisa "mengubah cara pemerintahannya".

"Pengunduran diri seorang anggota parlemen atau menteri tidak cukup ... seluruh pemerintah harus mengundurkan diri karena tidak dapat membantu negara pulih," katanya dalam khotbah Minggu.

Menteri lingkungan Lebanon, Damianos Kattar mengundurkan diri pada Minggu, dengan mengatakan pemerintah telah gagal untuk melakukan reformasi. Di hari yang sama, Menteri Penerangan Manal Abdel Samad juga mengundurkan diri.

Kemarahan masyarakat Lebanon dimulai pada Sabtu (8/8/2020), dan menjadi protes paling besar sejak Oktober lalu, ketika ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut diakhirinya korupsi, dan pemerintahan yang buruk di Lebanon.

Sekitar 10.000 orang berkumpul di Martyrs' Square, yang berubah menjadi zona pertempuran pada malam hari antara polisi dan pengunjuk rasa yang mendobrak penghalang di sepanjang jalan menuju parlemen. Beberapa demonstran menyerbu kementerian pemerintah dan Asosiasi Bank Lebanon.

Dalam bentrokan tersebut, Palang Merah Lebanon mengatakan seorang polisi tewas dan lebih dari 170 orang terluka.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Amonium Nitrat, Biang Kerok Ledakan Dahsyat di Lebanon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular