
Buka-bukaan Sri Mulyani: Resesi hingga Kans PDB Minus di Q3
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi alias -5,32% dibandingkan pada kuartal II-2019 lalu (year on year). Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan secara kuartalan atau dari kuartal I-2020 ke kuartal II-2020 ekonomi Indonesia terkontraksi -4,19% (QtQ).
![]() BPS 5 Agustus 2020 |
Resesi merupakan kondisi di mana laju perekonomian suatu negara tumbuh negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Secara teknikal, Indonesia disebut resesi teknikal (technical recession).
Pasalnya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 secara kuartalan terkontraksi minus 2,41%, yaitu dari 4,97% pada kuartal IV 2019 menjadi 2,97%. Kemudian, pertumbuhan ekonomi terkontraksi lagi 4,19% pada kuartal II bila dibandingkan kuartal I-2020.
Kendati demikian, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, negara bisa dikatakan resesi dengan merujuk pada pertumbuhan ekonomi secara tahunan, bukan kuartalan.
Dia menegaskan Indonesia belum jatuh ke jurang resesi, jika melihat data pertumbuhan secara kuartalan dan secara year on year (tahunan).
"Sebetulnya kalau year on year kita belum resesi. Biasanya dilihat resesi adalah year on year dua kuartal berturut-turut. Ini pertama kalinya kuartal II-2020 Indonesia terkontraksi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Rabu (5/8/2020).
"Kalau kuartal III kita bisa hindarkan (dari pertumbuhan negatif), maka kita insya Allah secara teknikal tidak mengalami resesi," sambung dia.
Indonesia, kata Sri Mulyani masih punya peluang untuk lolos dari resesi ekonomi. Ia memperkirakan ekonomi nasional masih bisa berbalik tumbuh positif pada kuartal III-2020.
Kendati demikian, Sri Mulyani juga tida menampik, adanya kemungkinan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 tumbuh negatif. Mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020, terkontraksi sangat dalam, yakni minus 5,32%.
Menurutnya, sektor-sektor penopang perekonomian yang pada kuartal II ini ikut terkontraksi dalam akan sulit pulih dengan mudah. Oleh karenanya, jika upaya pemerintah tidak maksimal maka Indonesia bisa masuk ke jurang resesi.
"Memang probabilitas negatif (di kuartal III) masih ada karena penurunan sektor tidak bisa secara cepat pulih," ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah akan melakukan berbagai upaya dan kebijakan bersama dengan Bank Indonesia, serta Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan agar bisa mendorong perekonomian.
Berbagai kebijakan baru diluncurkan guna meningkatkan konsumsi masyarakat. Bahkan program yang telah ada seperti bantuan sosial (bansos) ikut diperpanjang hingga akhir tahun.
Segala upaya ini diharapkan bisa menopang perekonomian kuartal III tumbuh ke zona positif.
"Dengan langkah-langkah itu kita berharap pada kuartal III dan kuartal IV pemulihan ekonomi bisa bertahap. Kalau kuartal III kita berharap growth minimal 0% dan positif 0,5%. Untuk kuartal IV diharapkan bisa mendekati 3%," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Minus 0,74%, Ekonom: Datanya Mengejutkan!
