Internasional

'Kiamat' di Beirut Lebanon & Peringatan yang Diabaikan

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
06 August 2020 06:45
Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)
Foto: Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan dahsyat terjadi di pelabuhan Beirut ibu kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Ledakan tersebut meluluhlantakkan sebagian kota dan menimbulkan guncangan gempa lokal hingga magnitudo 3,2.

Ledakan disebut berasal dari gudang penyimpanan amonium nitrat, bahan kimia yang biasanya digunakan untuk pembuatan pupuk. Jumlahnya bahkan fantastis, 2.750 ton.

Akibat peristiwa ini, Rabu (5/8/2020) sore, angka korban meninggal sudah mencapai 135 orang. Sebanyak 5.000 lainnya terluka.



Kementerian Kesehatan menyebut 250.000 orang kehilangan rumah. Bahkan puluhan orang masih dinyatakan hilang.

Korban diperkirakan masih akan terus bertambah. Kerugian negara disebut mencapai US$ 3 miliar.

Ledakan disebut juga terasa hingga ke negara tetangga yang berada 160 kilometer (km) jauhnya yakni Siprus. Perdana Menteri Hassan Diab mengumumkan tiga hari berkabung nasional sejak Kamis (6/8/2020).

Sementara dalam pidato kenegaraannya Presiden Lebanon Michael Aoun mengatakan "tidak ada kata yang bisa menggambarkan kengerian yang melanda Beirut, mengubahnya menjadi kota dilanda bencana". Ia berjanji akan mencari pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

Sebelum dan sesudah ledakan di Libanon. (AP/Hassan Ammar)Foto: Sebelum dan sesudah ledakan di Libanon. (AP/Hassan Ammar)
Sebelum dan sesudah ledakan di Libanon. (AP/Hassan Ammar)



Bak Kiamat

Peristiwa ini semakin membawa Lebanon, yang memang terlilit krisis keuangan menahun, semakin jatuh ke dalam 'jurang'. Ribuan orang menjadi miskin dan ribuan lainnya berdesakkan ke rumah sakit yang kewalahan merawat pasien.

Seorang dokter dengan kepala penuh balutan menggambarkan kejadian ini sebagai kiamat. Ia mengatakan tak pernah melihat kepedihan seperti itu.

"Orang-orang yang terluka berdarah di tengah jalan, yang lain berbaring di tanah di halaman rumah sakit," kata Dr Antoine Qurban di luar Rumah Sakit Hotel Dieu di pusat kota Beirut.

Beban rumah sakit semakin bertambah. Apalagi sama seperti belahan dunia lain, Lebanon juga menghadapi wabah corona (Covid-19).

Di mana ada 5.417 kasus hingga saat ini. Negeri terkecil di Timur Tengah itu mencatah 68 kematian.

"Kami telah mengalami beberapa hari yang gelap di Lebanon selama bertahun-tahun. Tetapi ini adalah sesuatu yang lain," kata Rami Rifai, seorang korban dari ledakan.

"Kita sudah mengalami krisis ekonomi, pemerintahan pencuri dan virus corona. Saya tidak menyangka akan bertambah parah, tapi sekarang saya tidak tahu apakah negara ini bisa bangkit lagi," katanya sambil menunggui dua putrinya yang tengah dirawat.

Seorang warga lain, Lina Daoud (45) mengaku hancur melihat banyaknya korban tewas di jalanan. Ia mengecam politisi negara karena membiarkan ini terjadi, bahkan menyebutnya musuh negara.

"Mereka membunuh impian kita, masa depan kita," katanya. "Lebanon adalah surga, mereka telah membuatnya menjadi neraka."

Ledakan ini, ditulis AFP dalam sekejap menghancurkan kota itu bak perang saudara yang terjadi 1975-1990. Ledakan meratakan bangunan hingga beberapa ratus meter jauhnya.

Abai

Sebenarnya kepedihan yang melanda Lebanon tak perlu terjadi. Terutama jika otoritas setempat mendengarkan penyelidikan pasukan keamanan di 2019.

Dari AFP, pasukan keamanan mencurigai gudang yang mulai mengeluarkan bau aneh. Mereka menyimpulkan bahan kimia "berbahaya" perlu dihilangkan.

"Ada budaya kelalaian yang meluas, korupsi kecil-kecilan, dan 'endemik' saling menyalahkan pada birokrasi Lebanon. Semua diawasi oleh politik yang tak mumpuni dan pengabaian publik," tulis analis dan Profesor Universitas Georgetown Faysal Itani dalam New York Times op-ed.

"Para politisi ini terlatih dengan baik dalam mengalihkan kesalahan."

Amonium nitrat memiliki rumus kimia NH4-NO3 atau kerap disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa kimia itu adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air berdasarkan penjabaran dari Live Science.

Amonium nitrat kerap digunakan untuk meningkatkan kandungan nitrogen pada pupuk yang digunakan di sektor pertanian. Sebab, senyawa ini relatif stabil dalam sebagian besar kondisi dan murah untuk diproduksi. Hal itu membuatnya menjadi bahan kimia alternatif populer ketimbang sumber nitrogen lain yang harganya mahal.

Pengajar Teknik Kimia di Universitas Melbourne Gabriel da Silva amonium nitrat bisa berbahaya dan mematikan jika terkontaminasi dengan bahan lainnya seperti api atau sumber penyulut lain. Sehingga bisa menimbulkan ledakan besar.

Daya ledak terjadi ketika amonium nitrat padat terurai dengan sangat cepat menjadi dua gas, nitrogen oksida dan uap air. Amonium nitrat sendiri merupakan senyawa kimia yang kerap komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

Pengguna media sosial menyuarakan kemarahan kepada pemerintah. Mengatakan, bencana seperti itu hanya bisa melanda karena ketidakmampuan dan korupsi yang menimpa lembaga-lembaga Lebanon.










(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Detik-detik Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular