
Ledakan Beirut Dipicu Terbakarnya 2.750 Ton Amonium Nitrat

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengatakan ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut dipicu oleh sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan tersebut.
"Tidak dapat diterima bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan. Itu tidak bisa diterima dan kita tidak bisa diam tentang masalah ini," kata Diab dalam pertemuan dewan pertahanan, sebagaimana disampaikan oleh juru bicara yang dikutip dari AFP.
Sebagaimana dikutip dari laman Live Science dari DetikInet, amonium nitrat adalah senyawa kimia ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Senyawa ini memiliki rumus kimia NH4-NO3 atau kerap disederhanakan menjadi N2H4O3.
Senyawa ini menjadi bahan kimia alternatif populer ketimbang sumber nitrogen lain yang harganya jauh lebih mahal. Namun, menyimpan amonium nitrat merupakan hal berbahaya, sebab jika bersentuh dengan api atau sumber penyulut lain bisa meledak hebat.
Daya ledak terjadi ketika amonium nitrat padat terurai dengan sangat cepat menjadi dua gas, nitrogen oksida dan uap air. Karenanya senyawa kimia ini kerap komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Ledakan dahsyat itu terjadi pada Selasa (4/8/2020) di gudang pelabuhan dekat Beirut tengah dan menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai 2.750 orang lainnya.
Saat kejadian terjadi, asap besar membumbung tinggi ke udara disertai dengan munculnya gelombang api yang sangat besar. Gedung-gedung berguncang bahkan jendela-jendela bangunan di kota itu hancur.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terguncang 2 Ledakan Dahsyat, Lebanon Minta Bantuan Global
