Pernyataan Lengkap WHO Soal 'Silver Bullet' Pembunuh Covid-19

Herdaru P, CNBC Indonesia
04 August 2020 09:48
Infografis: Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19
Foto: Ilustrasi Dirjen WHO

Jakarta, CNBC Indonesia - WHO atau World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia) masih belum memberikan kabar tak sedap. Meskipun ada secercah harapan soal vaksin, namun tidak akan pernah ada yang namanya 'silver bullet' atau 'peluru perak' untuk mematikan Covid-19.

Lebih dari 18,14 juta orang di seluruh dunia dilaporkan telah terinfeksi penyakit 'biadab' ini di mana 688.080 telah meninggal berdasarkan perhitungan Reuters.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Kepala urusan kedaruratan WHO Mike Ryan mendesak semua negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, mencuci tangan dan rutin melakukan pengecekan virus.

"Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas: 'Lakukan semuanya'," kata Tedros dilansir Reuters, yang ditulis Selasa (4/8/2020). Ia mengatakan penggunaan masker harus menjadi simbol solidaritas keliling dunia.



"Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang terinfeksi. Tapi tidak ada 'silver bullet' saat ini dan mungkin tidak pernah ada."

Sementara, Ryan mengatakan negara-negara dengan tingkat penularan tinggi termasuk Brasil dan India perlu bersiap menghadapi 'perang' besar.

"Jalan keluarnya panjang dan butuh komitmen berkelanjutan," kata Ryan.

WHO juga masih terus melakukan investigasi khusus soal keberadaan virus corona (covid-19) di dunia ini. WHO mengatakan tim investigasi tingkat lanjut masih belum kembali dari China di mana virus tersebut awalnya muncul.

Bahkan Tim yang segera diterjunkan lagi akan lebih besar di mana terdiri dari para 'expert' WHO China dan internasional. Tujuannya cuma satu, mempelajari asal-usul virus di kota Wuhan itu.

Tedros Adhanom. AP/Christophe EnaFoto: Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena
Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena



Tedros mengatakan keberadaan virus ini merupakan darurat kesehatan global terbesar sejak awal abad ke-20. Perburuan vaksin ini pun juga yang terbesar sepanjang sejarah.

"Ada banyak vaksin dalam uji coba, ada beberapa dalam tahap akhir uji klinis - dan ada harapan. Itu tidak berarti bahwa kita akan memiliki vaksin, tetapi setidaknya kecepatan kita mencapai tingkat yang kita capai sekarang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

"Ada kekhawatiran bahwa kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih. Tetapi sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu."




(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular