Cerita dari Tanah Suci, Saat Beribadah di Tengah Covid-19

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 August 2020 10:24
Muslim pilgrims pray on top of the rocky hill known as Mountain of Mercy on the Plain of Arafat, as they wear masks to protect themselves against coronavirus during the annual hajj pilgrimage near the holy city of Mecca, Saudi Arabia, Thursday, July 30, 2020. This year's hajj was dramatically scaled down from 2.5 million pilgrims to as few as 1,000 due to the coronavirus pandemic. (AP Photo)
Foto: Jemaah Haji Wukuf di Padang Arafah Ketika Pandemi (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa tahun sebelum pandemi corona virus (Covid-19) menghampiri, sekitar 3 juta orang berpakaian putih dari seluruh dunia berbondong-bondong menuju Ka'bah, situs paling suci bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji.

Kini, situasinya sudah berbeda. Jamaah haji yang terlihat hanya mencapai ribuan karena adanya pandemi virus corona. Jumlah tersebut, bahkan sudah dilebur dengan warga Saudi maupun warga asing lainnya.

"Semua orang akan berdoa agar pandemi ini berakhir. Semua orang di dunia berdoa untuk melihat bulan yang lebih baik setelah semua penderitaan akibat corona virus," kata Ammar Khaled, seorang jamaah haji asal India berusia 29 tahun, dikutip Reuters, Sabtu (1/8/2020).

Arab Saudi telah mempertaruhkan reputasinya dalam merawat situs peninggalan umat muslim di Mekah dan Madinah melalui organisasi haji yang pernah dirusak di masa lalu baik itu kebakaran maupun kerusuhan yang mematikan.

Muslim pilgrims pray near the Mercy mountain in Arafat as they distance themselves to protect against coronavirus during the annual hajj pilgrimage near the holy city of Mecca, Saudi Arabia, Thursday, July 30, 2020. This year's hajj was dramatically scaled down from 2.5 million pilgrims to as few as 1,000 due to the coronavirus pandemic. (AP Photo)Foto: Jemaah Haji Wukuf di Padang Arafah Ketika Pandemi (AP Photo)



Selama bertahun-tahun, kerajaan telah menghabiskan miliran dolar untuk membuat pertemuan terbesar bagi umat muslim. Namun, tahun ini kerajaan menghadapi tantangan yang serius dalam mengamankan ibadah satu kali seumur hidup umat Islam.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, kerajaan memutuskan untuk mengurangi jumlah jamaah ibadah haji dalam rangka memastikan agar tidak ada kontak sosial yang masif dari para jamaah saat melaksanakan ibadah.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan pada Juni jumlah jamaah akan dibatasi hanya menjadi 1.000 orang, meskipun tidak ada data resmi yang diberikan. Beberapa media lokal mengutip batasan angka jamaah bisa mencapai 10,000 orang.

Para tenaga kesehatan dan keamanan Saudi telah berada di garda terdepan melawan penyakit tersebut, di mana mayoritasnya yang tinggal di kerajaan.

Jamaah mengenakan masker, mengelilingi Ka'bah dalam sebuah kelompok kecil yang tidak lebih dari 50 orang dengan tetap menjaga jarak aman dan diperhatikan ketat oleh tenaga kesehatan.

Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun terakhir jamaah mengunjungi Ka'bah, di mana kali ini mereka tidak diizinkan menyentuh Ka'bah yang ditutupi oleh kain hitam dan dibungkus dengan tulisan Arab sutra emas.


(dru/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bagaimana Nasib Jemaah Haji Tahun Ini, Pak Menag?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular