Hantu Resesi & Prediksi Suram IMF - World Bank

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
31 July 2020 19:05
Infografis/Hantu' Resesi 'Bergentayangan', Segera Siapkan 7 Hal ini
Foto: Infografis/Hantu' Resesi 'Bergentayangan', Segera Siapkan 7 Hal ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian di sejumlah negera secara resmi telah menyatakan mengalami resesi. Perekonomian Indonesia pun diramal terancam masuk ke jurang resesi.

Resesi ekonomi yang sudah terjadi umumnya dialami oleh negara-negara maju di dunia. Di antaranya ada Amerika Serikat, Jerman, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan.

Suatu negara dinyatakan resesi, apabila pertumbuhan ekonomi turun minus selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Amerika Serikat (AS), pada Kamis (30/7/2020) baru saja mengumumkan bahwa negerinya itu mengalami resesi. Pemerintahan Donald Trump itu mengalami kontraksi perekonomian yang tercatat negatif 32,9% pada kuartal II-2020. Kontraksi tersebut jauh lebih tajam dari kuartal I-2020 yang mencatatkan minus 5%.

Setelah AS, Jerman juga telah mengonfirmasi perekonomiannya mengalami resesi. Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier ini pada kuartal II-2020 mengalami minus 10,1%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 di Negeri Panzer ini terkontraksi cukup dalam dibandingkan dengan kuartal I-2020 yang mengalami minus 2,2%.

Ada juga Hong Kong yang pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi atau minus 0,1%. Kontraksi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi yang terjadi pada kuartal I-2020, yang mencatatkan minus 9%.

Pada Selasa (14/7/2020), Singapura juga resemi mengalami resesi setelah perekonomiannya tertekan cukup dalam. Secara kuartalan, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 berkontraksi atau minus 41,2%. Sementara pada kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi Singapura telah mengalami kontraksi hingga 2,2% (year on year/YoY). Adapun Sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6%.

Negeri ginseng atau Korea Selatan (Korsel) melalui Bank of Korea mengumumkan, negerinya itu mengalami resesi. Pada kuartal II-2020 perekonomian Korsel tercatat minus 3,3%, lebih dalam dibandingkan perekonomian pada kuartal I-2020 yang terctat minus 1,3%.

Prediksi Ekonomi RI Suram dari IMF dan World Bank

Pada April lalu, Dana Moenter Internasional (IMF) merilis World Economic Outlook (WEO) yang bertajuk The Great Lockdown pada Juni 2020. Dalam laporan tersebut, lembaga yang bermarkas di Washington DC itu memperkirakan perekonomian global bakal terkontraksi sebesar 3% di tahun ini.

IMF juga menggaris bawahi perihal lain yang membuat para ekonomnya jadi lebih pesimistis memandang perekonomian dunia untuk tahun 2020 ini.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan mengalami kontraksi sebesar minus 8% di 2020 atau 1,9 poin persentase lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Sementara itu proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga dipangkas oleh IMF sebesar 2,8 poin persentase atau lebih besar dari negara-negara maju.

IMF meramalkan ekonomi global di 2020 akan -4,9%. Angka ini lebih rendah 1,9 poin persentase dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%.

"Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan," tulis lembaga itu.

Untuk Indonesia sendiri, IMF memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka -0,3% di tahun 2020. Padahal April 2020 lalu, IMF masih optimis memandang ekonomi RI masih dapat tumbuh 1,5%.

Kendati demikian, pada tahun berikutnya produk domestik bruto (PDB) RI diperkirakan akan kembali mencatatkan pertumbuhan yakni 6,1% pada 2021.

Bank Dunia bahkan dalam proyeksi terbarunya, memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias stagnan atau hanya 0% pada tahun ini. Apabila situasi memburuk, ekonomi Indonesia diproyeksikan akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.

Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.

Dalam skenario moderat, sektor agrikultur diperkirakan terkontraksi -0,6% sementara di skenario berat kontraksinya lebih dalam di -2,1%. Kemudian sektor manufaktur di skenario moderat dan berat diramal terkontraksi masing-masing -2,6% dan -5,3%.

Pertanyaannya, apakah Indonesia bisa mengalami resesi?

"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal II-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020 yang berjudul The Long Road to Recovery, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (16/7/2020).


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Istana Tegaskan RI Belum Alami Resesi, Baru Warning Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular