Jerman hingga Prancis Resesi, Bursa Eropa Menguat, Surprise?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 July 2020 17:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa menguat pada perdagangan Jumat (31/7/2020) padahal negara-negara di Eropa mengalami kontraksi ekonomi hingga resesi di pekan ini.

Hingga pukul 16:06 WIB, indeks DAX 30 Jerman menguat 0,78%, CAC 40 Prancis naik 0,72%, FTSE MIB Italia melesat 1,18% dan FTSE 100 Inggris bertambah 0,45%.

Zona Euro pada hari ini sah mengalami resesi. Produk domestik bruto (PDB) blok 19 negara tersebut terkontraksi (tumbuh minus) 12,1% quarter-to-quarter (QtQ) di kuartal II-2020, menjadi yang terdalam sejak pencatatan dimulai pada tahun 1995. Di kuartal I-2020 lalu, PDB zona euro juga juga minus 3,6% QtQ

Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB di kuartal II-2020 minus 15% dan di kuartal I-2020 terkontraksi 3,1%. Sehingga zona euro resmi mengalami resesi.

April-Juni merupakan dimana banyak negara di zona euro menerapkan kebijakan karantina (lockdown) guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Saat lockdown dilakukan, perputaran roda bisnis melambat, bahkan nyaris mati suri. Sehingga wajar jika mengalami resesi.

Negara-negara raksasa ekonomi Eropa juga berguguran. Jerman yang pertama melaporkan data PDB di pekan ini. Kamis kemarin Negeri Panser melaporkan PDB kuartal II-2020 dilaporkan -11,7% YoY, sementara di kuartal sebelumnya -2,3 YoY. Motor penggerak ekonomi Eropa ini pun sah mengalami resesi.

Prancis menyusul hari ini, PDB mengalami kontraksi 5% YoY, sementara di kuartal I-2020 masih tumbuh 0,9%. Tetapi, jika melihat QtQ, PDB Prancis sudah berkontraksi dalam 3 kuartal beruntun, sehingga dikatakan mengalami resesi teknikal.

Korban virus corona berikutnya Spanyol, PDB dilaporkan berkontraksi 18,2% QtQ di kuartal II-2020, sementara di kuartal sebelumnya minus 5,2%. Secara tahunan, PDB Negeri Matador berkontraksi 22,1% YoY pada periode April-Juni. Sementara pada periode Januari-Maret PBD minus 4,1% YoY.

Kontraksi ekonomi 2 kuartal beruntun tersebut menjadi pengesahan resesi. Resesi Spanyol saat ini merupakan yang terdalam sepanjang sejarah.
Selanjutnya Italia, negara dengan nilai perekonomian terbesari di zona euro ini mengalami kontraksi ekonomi 12,4% QtQ, di kuartal II-2020. Italia bahkan sudah mengalami kontraksi dalam tiga kuartal beruntun, alias PDB minus sejak kuartal IV-2019.

Sementara secara YoY, PDB di kuartal II-2020 minus 17,3%, sementara di kuartal sebelumnya -5,5% YoY. Dengan kontraksi ekonomi 2 kuartal beruntun secera YoY, Negeri Pizza resmi mengalami resesi.

Dengan bergugurannya negara-negara raksasa Eropa, bursa sahamnya masih tetap mampu menghijau. Sebabnya, resesi kali ini sudah price in atau ditakar oleh pelaku pasar jauh-jauh hari, saat banyak negara menerapkan kebijakan lockdown. Sehingga saat resmi mengalami resesi, tidak ada aksi jual berlebihan.

Apalagi hari ini ada kabar bagus dari China. Aktivitas manufaktur China bulan ini dilaporkan kembali berekspansi. Data menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur China sebesar 51,1, naik dibandingkan bulan Juni sebesar 50,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

Dengan rilis data hari ini, berarti sektor manufaktur China sudah berekspansi dalam 5 bulan beruntun. Sebuah kebangkitan ekonomi pasca dihantam pandemi Covid-19.

China merupakan negara asal virus corona, perekonomianya terpukul hebat di kuartal I-2020, tetapi berhasil bangkit di 3 bulan berikutnya.
PDB China berkontraksi alias minus 6,8% year-on-year (YoY) di kuartal I-2020, menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Pada kuartal II-2020, PDB negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 3,2% YoY.

Zona euro seperti juga akan meniru kebangkitan ekonomi China, sebabnya sektor manufaktur dan jasanya sudah kembali berekspansi di bulan ini. Sehingga ada peluang perekonomian zona euro bangkit di kuartal III-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular