Covid-19 Rekor Terus, Anies Bakal Perpanjang PSBB Transisi?

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 July 2020 10:50
Suasana Pasar Tanah Abang resmi dibuka kembali hari ini setelah sebelumnya tutup karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta. 15/6/20, CNBC Indonesia/Tri Susilo
Pantauan CNBC Indonesia di Ruko Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/6/2020), kawasan ruko ini didominasi oleh pedagang baju, kain dan kerudung. Setiap pengunjung berjalan, pedagang pun menjajakan barang jualannya.  

Sebelum memasuki pasar pengunjung dicek suhu oleh dinas kesehatan setempat dan pihak pengelola mal sudah menyediakan tempat cuci tangan di setiap Blok pintu masuk pasar.

Terdapat masyarakat dan pedagang yang sedang melalukan transaksi jual-beli. Mereka bertransaksi menggunakan masker. Namun, hanya sedikit pedagang yang menggunakan face shield.

Mayoritas pengunjung membeli barang dalam jumlah yang banyak. Bahkan, tak jarang pengunjung datang dengan membawa trolly lipat untuk memudahkannya membawa barang. 

Seperti diketahui, Perumda Pasar Jaya menerapkan sistem ganjil-genap di pasar-pasar yang dikelolanya. Skema ganjil-genap di pasar berlaku sesuai dengan nomor kios, misalnya apabila tanggal genap, maka kios yang bukan hanya bernomor genap.

Direktur Utama Perumda (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan aturan ganjil-genap di pasar di wilayah DKI Jakarta akan berlaku pada 15 Juni 2020. Aturan tersebut diberlakukan untuk mencegah semakin masifnya penularan Virus Corona (COVID-19) di pasar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC IndonesiaPembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di DKI Jakarta akan berakhir pada hari ini, Kamis (30/7/2020). Kendati demikian, sejak PSBB Transisi diperpanjang 16 Juli lalu, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di ibu kota terus meningkat.

Kemarin, pemerintah melaporkan kasus Covid-19 per Rabu (29/7/2020) menembus 104.432 pasien. Ini merupakan rekor tertinggi kedua penambahan kasus Covid-19 dalam sehari. Sementara itu, rekor tertinggi tercatat pada 9 Juli dengan jumlah 2.657 orang.

Provinsi yang mencatatkan penambahan kasus positif tertinggi, yakni DKI Jakarta, sebanyak 577 orang sehingga totalnya menembus 20.572 orang. Ini merupakan rekor tertinggi penambahan kasus baru di DKI Jakarta. Rekor ini memecahkan sebelumnya yang dicatatkan pada 2 hari sebelumnya.

Sementara pasien sembuh bertambah 247 orang menjadi 12.614 orang, dan penambahan kasus meninggal 14 orang menjadi 798 orang. Dalam tiga hari kasus penambahan di DKI Jakarta hampir mencapai 1.500 orang atau sebanyak 1.453 orang.

Seperti diketahui, DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang menjadi perhatian pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan DKI Jakarta menjadi perhatian karena hampir semua berada di zona merah.

"Zonasi risiko di DKI Jakarta, 5 kota semuanya risiko tinggi, zona merah. Hanya satu yakni Kepulauan Seribu dengan risiko sedang. Ini harus menjadi perhatian," kata Wiku dalam keterangan pers dari Graha BNPB, Selasa (28/7/2020).

Jika dibandingkan dengan pekan lalu (19/7/2020), hanya dua wilayah dengan zona merah Covid-19 di DKI Jakarta, yakni Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Bahkan pada 21 Juni, ada satu daerah zona hijau, yakni Kepulauan Seribu yang saat ini sudah berubah menjadi risiko sedang.

"Terlihat disini dalam minggu terakhir kasusnya meningkat cukup drastis dari seminggu sebelumnya, dari 1.880 kasus menjadi 2.679. Ini adalah peningkatan yang cukup pesat," ujar Wiku.

Sejumlah fraksi dari DPRD DKI Jakarta menyuarakan agar PSBB Transisi kembali diperpanjang seiring peningkatan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta.

"PSBB Transisi perlu diperpanjang mengingat positif (Covid-19) di DKI sedang meningkat tajam. Jadi perlu PSBB transisi dilanjutkan bahkan diperketat," ujar Penasihat Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Zita Anjani kepada wartawan, Rabu (29/7/2020), seperti dilansir detik.com, Kamis (30/7/2020).

Secara khusus, Zita menyoroti klaster baru Covid-19 di perkantoran. Ia lantas mendorong Pemprov DKI Jakarta lebih tegas lagi melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait protokol kesehatan.

"Saya tahu sidak dilakukan di tempat hiburan, seperti di kafe, itu saya tahu, dan pernah melihat langsung. Tapi saya belum melihat sidak dilakukan di perkantoran," kata Zita.

"Jadi ini (sidak) perlu dilakukan, supaya kita tahu apakah perkantoran ini mengikuti protokol kesehatan. Jangan-jangan hanya di luarnya saja. Tetapi, ketika kita masuk di dalam karyawannya tidak patuh, tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak dan juga tidak mencuci tangan," imbuhnya.


Hal senada disampaikan Anggota Fraksi PKS Abdul Aziz.

"Sebaiknya (PSBB Transisi) diperpanjang, karena keadaan belum membaik dan jumlah korban (positif Covid-19) makin banyak," ujarnya kepada wartawan seperti dilansir detik.com, Kamis (30/7/2020).

Aziz menyebut saat ini masih banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Dia pun meminta Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.



Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi pembicara kunci dalam webinar terkait pelaksanaan Salat Iduladha dan Kurban di Masa Pandemi via akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (29/7/2020). Dalam kesempatan itu, Anies mengungkapkan update terkini terkait penanganan Covid-19.


"Setiap hari kita mendengarkan ada kasus baru di Jakarta. Hari ini (Rabu, 29 Juli 2020) angkanya juga agak besar, di atas 400. Ini nanti akan diumumkan sore ini. Jumlahnya itu persisnya kita akan ada 584 kasus baru," ujarnya.

Menurut Anies, kasus konfirmasi positif Covid-19 di ibu kota tinggi tak lepas dari strategi Pemprov DKI Jakarta yang mencari orang-orang yang terpapar Covid-19. Mereka lantas diisolasi, kemudian diputus mata rantai penularan virus corona.

"Kalau Jakarta hanya ingin nampak angkanya kecil maka pemprov tidak usah melakukan testing. Dijamin angka Covid-19 langsung turun. Langsung turun angka Covid-19. Tetapi masalah wabahnya tidak turun, wabahnya tetap jalan terus. Tapi kita akan dapat pesan yang salah di luar sana masih ada wabah tapi kita tidak secara aktif mencari," kata Anies.

"Nah yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta adalah melakukan pengetesan sebanyak mungkin, mencari orang-orang yang positif. Begitu ketemu positif kalau dia tanpa gejala, tidak berisiko, isolasi mandiri. Kalau dia memiliki gejala atau berisiko, maka akan diminta isolasi di rumah sakit," lanjut eks menteri pendidikan dan kebudayaan itu.

Anies menjelaskan, target pengetesan di Jakarta minimal 10 ribu orang per pekan. Akan tetapi, dalam sepekan terakhir, 43 ribu orang sudah dites. Dari total pengetesan, ada 6,3% yang positif terjangkit Covid-19. Anies bilang, kalau mereka ini tidak ketahuan, maka akan menularkan ke lebih banyak orang lagi.

"Jadi saya berharap kepada semuanya nanti ikut membantu menjelaskan bahwa angka positif yang ditemukan di Jakarta itu harus disyukuri. Kalau mereka tidak ketemu maka mereka menularkan. Bayangkan kalau seseorang terpapar Covid-19 tapi dia tidak tahu terpapar Covid-19, maka dia menularkan pada istrinya, anaknya, pada teman kerjanya, pada orang tuanya. Tapi dengan orang ini ketemu maka dia bisa mencegah dirinya menularkan pada orang lain," ujar Anies.

"Jadi kami di Jakarta, saya selalu sampaikan kalau ada angka positif itu harus kita syukuri ketahuan. Banyak dari kita yang menganggap kalau positif berarti masalah. Memang kita masih punya wabah. Sedunia masih ada wabah. Pilihannya adalah mau ditemukan atau tidak. Kalau tidak ditemukan angkanya nanti kecil. Kalau kecil mungkin kita bersyukur alhamdulillah tambahnya hari ini cuma 10, lha iya yang ditesnya sedikit. karena tidak berusaha diketahui. Kalau kami di Jakarta justru meningkatkan kegiatan testing untuk menyelamatkan nyawa," lanjutnya.


(miq/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies Izinkan Pengunjung Restoran dan Cafe Makan di Tempat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular