
Joss Nih, Bunga KPR Rumah di Bawah 70 m2 Dipangkas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya menciptakan solusi di tengah dampak masif pandemiĀ Covid-19 terhadap perekonomian. Tidak terkecuali bagi sektor perumahan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, sektor perumahan memiliki multiplier effect yang besar kepada perekonomian. Oleh karena itu, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), sektor ini pun akan diberikan stimulus.
Menurut Suahasil, pemerintah sedang merancang dan menyiapkan skema bunga yang akan diberikan kepada debitur kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah 21 m2 sampai dengan 70 m2.
Rencananya, Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan untuk mendata nasabah mana saja yang bisa mendapatkan subsidi.
Kendati demikian, Suahasil belum memerinci secara detail mengenai kriteria dan syarat agar debitur bisa mendapatkan subsidi KPR tersebut.
"Sektor perumahan KPR 70 yang masuk bisa dapatkan subsidi bunga dari program PEN. Kita akan kumpulkan data dari OJK. Nanti kita kerja sama dengan perbankan penyalur untuk hitung subisidi bunga yang diberikan ke nasabah. Desainnya ada, dan sedang berjalan," katanya dalam acara webinar "Sinergi Untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan" di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Suahasil menjelaskan, dari data yang ada,ada backlog kepemilikan rumah yang mencapai lebih dari 11 juta unit. Dia berharap backlog itu secara bertahap harus diselesaikan dan dikejar untuk bisa menggairahkan sektor perumahan, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sebab, sektor perumahan dinilai pemerintah sebagai sektor yang penting. Ini karena secara konseptual, sektor perumahan merupakan sektor yang memiliki angka multiplier effect yang tinggi, yang bisa menarik sektor-sektor lainnya seperti sektor konstruksi, sektor semen, pertambangan, dan sektor-sektor penting lainnya.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Eko Djoeli Heriepoerwanto memaparkan mengenai realisasi pembiayaan perumahan. Dari data yang ada, realisasinya masih terbilang lesu.
Eko merinci, realisasi target pembiyaan untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hanya mencapai 77.423 unit atau 75,53% dari yang ditargetkan yakni 102.500 unit.
Kemudian, untuk Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) realisasinya hanya mencapai 147 unit atau 1,55% dari yang ditargetkan, yaitu 9.500 unit.
Adapun untuk realisasi KPR dengan subsidi selisih bunga, pemerintah baru berhasil memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan 4.067 rumah atau baru mencapai 2,32% dari yang ditargetkan sebesar 175 ribu rumah.
Di sisa tahun yang tinggal lima bulan ini dan untuk menggerakan kembali sektor perumahan, Eko menyatakan siap untuk mendukung fasilitas bantuan pembiyaan perumahan mencapai 330 ribu unit.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rumah Hancur Lebur
