6 Bulan Terdampak Corona

Buka-Bukaan Pengusaha Soal Corona: Hotel-Resto Rugi Rp 100 T

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 July 2020 18:52
Hotel Mercure Jakarta Selatan yang Dijual (Screenshot via OLX)
Foto: Hotel Mercure Jakarta Selatan yang Dijual (Screenshot via OLX)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor restoran dan hotel paling dulu kena pandemi covid-19 bahkan sebelum covid-19 masuk Indonesia. Setidaknya sudah 6 bulan sektor ini dihantam covid-19.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran seluruh Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan kerugian sektor hotel dan restoran akibat pandemi Covid-19 terus meningkat setidaknya selama 6 bulan pandemi di Indonesia.

Dari catatannya, diperkirakan mulai Januari hingga Juni 2020 sektor hotel kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 40 triliun dengan lebih dari 2.000 hotel ditutup. Bahkan restoran lebih parah lagi, yakni Rp 45 triliun dengan 8.000 restoran tutup sehingga total hampir Rp 100 triliun.

"Kemudian kerugian tour operator sebesar Rp 4 triliun dan maskapai penerbangan US$ 812 juta. Potensi hilangnya pajak dan retribusi daerah menurun hingga 80% dan potensi devisa yang hilang selama semester pertama sebesar US$ 6 miliar," kata Hariyadi dalam diskusi Mid-Year Economic Outlook 2020 di Jakarta, Selasa (28/07/2020).

Kondisi tersebut tidak lepas dari terbatasnya pergerakan manusia akibat PSBB dalam penanganan pandemi covid-19. Sebagai bisnis yang lahir akibat pergerakan orang, maka bisa dipastikan hotel dan restoran sangat berdampak. Pada Mei 2020 lalu, hanya ada 90 ribu perjalanan domestik atau turun 98,34 persen, dan 10 ribu perjalanan mancanegara atau anjlok 99,18 persen.

Hariyadi mengungkapkan rata-rata tingkat hunian perhotelan di Jakarta hanya 20%, Semarang dan Malang 15%, Yogyakarta dan Medan masing-masong 10% dan Makassar 8% hingga pertengahan Juli 2020. Di Bali, wilayah yang dikenal sebagai pariwisata itu hanya memiliki okupansi sebesar 1%.

Kondisi ini tentu sangat berdampak kepada para pekerja. Berdasar data Kadin pada 19 Mei 2020 lalu, sektor restoran menyumbang angka pengangguran sebesar 430 ribu orang. Hotel sebesar 1 juta orang, serta transportasi sebesar 1,4 juta orang. Sektor turunan juga terkena imbas, seperti tekstil sebesar 2,1 juta orang, alas kaki 500 ribu orang dan ritel sebesar 400 ribu orang.

"Potensi terjadinya PHK sebesar 30-40% dari jumlah pekerja saat ini, pekerja dengan status kontrak tidak diperpanjang saat kontraknya habis dan tidak terjadinya pergeseran permintaan tenaga kerja dengan skill yang berbeda," jelas Hariyadi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular