Dua Kali Sehari, Jokowi Bicara 'Awan Gelap' yang Selimuti RI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 July 2020 15:22
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pelantikan Gubernur Kepulauan Riau. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi). (BPMI Sekretariat Presiden/Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - "Kita tahu saat ini kita sedang menghadapi masa sulit. Sangat tidak mudah. Krisis kesehatan sekaligus krisis ekonomi dan melanda tidak hanya negara kita Indonesia, tapi hampir semua negara,"

Itulah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengarahan kepada peserta program kegiatan bersama kejuangan (PKB Juang) melalui video conference di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020).

Ini merupakan kali kedua Jokowi menyampaikan bagaimana memburuknya situasi ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19. Ibaratnya, kondisi ini seperti awan buruk yang menyelimuti sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia,

"Hampir semua negara. 215 negara mengalami hal yang sama seperti kita. Yang kecil sulit, yang tengah sulit, yang gede sulit. Sesuatu yang tidak mudah," jelasnya.

Sebelum memberikan pengarahan kepada peserta PKB Juang, Jokowi membuka rapat terbatas dengan topik pembahasan Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2021.

Di depan para menteri, Jokowi menegaskan situasi perkembangan ekonomi dunia masih dinamis dan penuh ketidakpastian. Indonesia, pun bisa kapan saja terseret ke dalam arus pergerakan tersebut.

"Saya ingin ingatkan bahwa situasi ekonomi global berkembang sangat dinamis, penuh dengan ketidakpastian," kata Jokowi.

Situasi tersebut, kata Jokowi, telah terlihat dari sejumlah lembaga keuangan internasional yang kerap kali mengubah proyeksi terbarunya atas petumbuhan ekonomi global di tahun 2020 maupun 2021.

"Artinya, sekali lagi ini masih penuh dengan ketidakpastian," kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Pada 2021, lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, maupun OECD kompak memproyeksikan ekonomi dunia akan mengalami perbaikan yang cukup menggembirakan.

"IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4%. Ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya. Bank Dunia 4,2%, OECD 2,8% - 5,2%. Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya di atas pertumbuhan ekonomi dunia,"

Jokowi menegaskan dalam situasi krisis seperti ini belanja negara memegang perananan penting untuk menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi.

"Dalam situasi krisis seperti ini, belanja pemerintah menjadi instrumen utama untuk daya ungkit," kata Jokowi.

Jokowi memahami bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya berkontribusi terhadap kurang lebih 14,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, saat ini hanya belanja negara yang bisa diandalkan.

"Untuk sektor swasta, UMKM bisa pulih kembali. Mesin penggerak ini harus diungkit dari APBN yang terarah dan tepat sasaran," katanya.

Jokowi meminta rancangan postur APBN 2021 difokuskan dalam rangka pembiayaan untuk mempercepat pemulihan ekonomi sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor tertutama di bidang kesehatan.

"Saya ingin menekankan lagi walaupun kita menghadapi situasi sulit, kita juga tidak boleh melupakan agenda besar," jelasnya.


(miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Soal Covid-19 di 2020: WHO Bingung, Kita Juga Bingung!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular