
Trump Bakal Sebar Stimulus Jumbo Rp 14.000 T, Ini Bocorannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan paket stimulus untuk bisnis dan warganya yang terdampak pandemi virus corona (COVID-19).
Dalam wawancara di program "State of the Union" CNN pada Minggu (26/7/2020), Kudlow mengatakan Partai Republik telah menyelesaikan RUU stimulus baru yang bernilai sekitar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun). Mereka akan mengumumkannya pada Senin, 7 Juli 2020.
Kudlow menjelaskan stimulus itu akan mencakup bantuan pembayaran senilai US$ 1.200 untuk warga Amerika. Kemudian, pemerintahan Presiden Donald Trump akan memperpanjang program bantuan moratorium penggusuran federal (federal eviction moratorium).
"Ada US$ 1.200 cek datang, itu akan menjadi bagian dari paket baru," kata Kudlow.
![]() Economic analyst Lawrence "Larry" Kudlow appears on CNBC at the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 7, 2018. REUTERS/Brendan McDermid |
Moratorium penggusuran merupakan program bantuan pembayaran sewa rumah. Program ini telah melindungi jutaan penyewa dari diusir selama empat bulan terakhir.
Selain pembayaran moratorium penggusuran federal, stimulus raksasa itu juga akan mencakup pendanaan untuk tunjangan pengangguran, perpanjangan stimulus checks, dan membayar utang bisnis serta mendanai sekolah-sekolah agar bisa buka kembali.
Stimulus checks dapat diartikan secara teknis sebagai kredit pajak di muka yang bertujuan untuk menutupi pembayaran pajak penghasilan federal 2020.
Stimulus ini juga akan mencakup US$ 16 miliar dana baru untuk pengujian dan insentif pajak untuk mendorong perusahaan untuk mempekerjakan kembali karyawan.
"[Stimulus] checks ada di sana, bonus mempekerjakan karyawan kembali ada di sana. Bonus retensi ada di sana," kata Kudlow. "Akan ada penundaan, kredit pajak untuk usaha kecil dan restoran."
"Ini paket yang sangat lengkap," tambah Kudlow. "Ini paket yang sangat tepat sasaran."
Pendanaan baru yang cukup besar tersebut dikeluarkan AS di tengah meningkatnya kasus baru COVID-19 di negara itu. Di mana per Senin ini AS telah melaporkan 4.366.682 kasus dengan 149.783 kematian dan 2.086.381 sembuh. Angka itu menjadikan AS sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentang Donald Trump, Penjara dan Hukuman Mati Menantinya....