
Luhut: RI Pemain Mobil Listrik Dunia, Jangan Takut TKA China

Jakarta, CNBC Inndonesia - Keberadaan tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia kerap menjadi cibiran sebagain orang. Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jika kita tidak perlu khawatir dengan keberadaan TKA.
Ia mengatakan saat ini pemerintah tengah mendorong proyek hilirisasi demi meningkatkan nilai tambah. Namun untuk mengejarkan proyek ini masih dibutuhkan TKA. "Yang diserang orang tentang hilirisasi semua hanya bicara tenaga kerja asing," ungkap Luhut di YouTube Kemenko Marves, Sabtu, (25/07/2020).
Luhut mencontohan salah satu hilirisasi yang dilakukan adalah untuk produk nikel. Pemanfaatannya untuk bahan baku dari baterai, akan membuat Indonesia ke depan menjadi pemaian utama.
Indonesia memiliki cadangan terbesar dan terbaik daripada nikel ore. "Tahun 2030 di Eropa sudah tidak ada lagi mobil dengan fosil, ini kan 10 tahun dari sekarang. Dalam lima tahun kedepan, 2025-2027 mereka hampir berapa puluh persen electric car," ujarnya.
Melihat potensi besar untuk hilirisasi, Luhut meminta agar tidak ribut-ribut soal tenaga kerja asing. Adanya tenaga kerja asing akan menjadi lompatan teknologi, sehingga harus belajar dari orang lain. Ia menyebut hadirnya 500 TKA bakal membuka 5.000 tenaga kerja baru.
"Aksi ribut gak perlu, 500 TKA datang ciptakan 5.000 tenaga kerja ahli. Jadi kalau ada yang ribut-ribut, rusak masa depan republik dan generasimu," tegasnya.
Luhut bahkan menegaskan jika apa yang ia lakukann salah maka ia akan mencium tangan yang mengkritik begitu juga sebaliknya. "Kalau saya salah cium tanganmu kalau anda salah cium tangan saya."
Seperti diketahui, Indonesia kedatangan 500 TKA asal China. Tenaga kerja asal China tersebut disiapkan untuk mempercepat pembagunan smelter. Sebelumnya, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi mengatakan 500 TKA asal China tersebut kemungkinan akan datang pada akhir Juni atau awal Juli 2020.
Menurut Jodi ke-500 TKA dari Negeri Panda ini merupakan bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter. Setelah smleter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing. (*)
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Penasaran Proyek Bandara Gudang Garam, Cek ke Lapangan!