
Jreng! Menteri Pertahanan AS Mau Kunjungi China, Ada Apa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper, berencana untuk mengunjungi China untuk mengadakan pembicaraan tentang bagaimana cara meningkatkan komunikasi dua arah saat krisis terjadi.
Rencana itu diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara negara adidaya dan juga panasnya hubungan mereka di Laut China Selatan.
Esper mengatakan bahwa ia berharap untuk melakukan perjalanan sebelum akhir tahun. "[Tujuannya] untuk membangun sistem yang diperlukan untuk komunikasi krisis dan memperkuat niat kami untuk bersaing secara terbuka dalam sistem internasional di mana kita semua berada."
Rencana kunjungan itu disampaikan Esper setelah pada pekan lalu AS secara resmi menentang klaim China atas wilayah dan sumber daya di Laut China Selatan. AS menyebut langkah China sebagai hal ilegal, dan secara eksplisit mendukung klaim teritorial negara-negara Asia Tenggara terhadap China.
AS juga telah terlibat perselisihan dengan China atas masalah Hong Kong. Itu terjadi setelah China menerapkan undang-undang keamanan baru yang membahayakan otonomi kota miliknya itu. Namun demikian, Esper mengatakan tujuan AS bukan untuk mencari pertikaian dengan China.
"Kami tidak mencari konflik," kata Esper dalam pidatonya di Institut Studi Strategis Internasional, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, Rabu (22/3/2020).
"China tidak memiliki hak untuk mengubah perairan internasional menjadi zona pengucilan bagi kerajaan maritimnya sendiri."
China memang telah secara agresif memperluas klaimnya di perairan yang disengketakan banyak negara itu, meski ditentang oleh banyak negara dunia. China bahkan telah membangun pulau buatan dan pangkalan militer yang cukup besar dengan lapangan terbang dan fasilitas pelabuhan, di beberapa wilayah yang diklaimnya.
China juga kerap kali melakukan latihan militer di perairan. Langkah itu menyulut kritik AS. Di mana pada 2 Juli, Departemen Pertahanan AS menyebut bahwa latihan militer China di sekitar Kepulauan Paracels, telah semakin membuat situasi tidak stabil di daerah yang juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam itu.
Dua hari setelahnya, AS mengumumkan bahwa dua kapal induknya telah melakukan latihan di Laut China Selatan. "[Alasannya adalah] untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata seorang jurubicara.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga telah menyampaikan kritiknya atas masalah tersebut.
"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan pada 13 Juli.
"Kami memperjelas: klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," tambah Pompeo.
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Makin Ribut! China Usir USS Mustin di Laut China Selatan
