
Raja Salman Sakit, Perebutan Tahta Saudi & Donald Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Pangeran Salman dikabarkan tengah sakit. Ini mengundang sejumlah spekulasi tentang apakah kondisi beliau bakal semakin memburuk atau sebaliknya.
Di tengah kabar itu, politik perebutan tahta penerus kerajaan Saudi juga kini tengah panas-panasnya. Apalagi kalau bukan permasalahan antara putra mahkota saat ini, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dan putra mahkota sebelumnya Pangeran Muhammad bin Nayef bin Abdulaziz Al Saud.
Pangeran Muhammad bin Nayef sendiri digulingkan dari kursinya tahun 2017. Saat itu kudeta terjadi dan posisinya digantikan MBS.
Bersamaan dengan hari diumumkannya dirawatnya Raja Salman di RS, Twitter di Saudi memanas. Tuduhan korupsi kepada Muhammad bin Nayef kembali menyeruak.
"Mohammed Bin Nayef memungkinkan jaringan korupsi yang dijalankan oleh al-Jabri untuk beroperasi," tulis salah satu cuitan yang menjadi trending itu. Al Jabri sendiri adalah ajudan Muhammad bin Nayef yang seorang pejabat intelijen.
Sumber Reuters mengatakan munculnya kasus ini bukan tanpa alasan. Seorang diplomat yang tak disebutkan namanya mengatakan ini upaya untuk semakin melengserkan Muhammad bin Nayef dalam deretan penerus tahta.
Serangan di klaim dibuat pendukung pemerintah. Tujuannya menggoyang opini publik.
"Tweet membuka jalan bagi pemerintah Saudi untuk menuduh Muhammad bin Nayef terlibat dugaan korupsi Jabri," tulis Reuters mengutip sumber itu.
![]() Menteri Keuangan Steven Mnuchin bertemu dengan Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (dok. twitter @KSAmofaEN) |
Sumber mengatakan, ini adalah kampanye tersusun yang mendiskreditkan Muhammad bin Nayef. Sebab, Putra Mahkota MBS sedang berusaha menyingkirkan saingan-saingannya dalam menggantikan posisi Raja Salam.
"Mereka telah menyiapkan dokumen melawannya sejak Maret," kata salah satu sumber Reuters, menambahkan bahwa mereka yang berada di balik kampanye Twitter ingin "mencoreng citranya di dalam negeri".
Sebelum dipecat, Muhammad bin Nayef dipandang paling mumpuni menggantikan raja. Ia sempat mengendalikan pasukan keamanan negara dan mengembangkan hubungan dekat dengan agen-agen intelijen barat.
Ia pun dikenal populer di kalangan konservatif. Meski begitu, Maret 2020 lalu, ia sudah di tahan bersama dua bangsawan senior lain di lokasi yang dirahasiakan.
