Beda dengan Jokowi, Kepala BKF Sebut RI Belum Krisis

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
17 July 2020 18:43
Ilustrasi pasar Cempaka Putih. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi pasar Cempaka Putih. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan secara resmi Indonesia belum disebut krisis, meski dia meyakini pertumbuhan kuartal II-2020 akan negatif. Hal ini berbeda dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut situasi negara dalam kondisi krisis.

"Secara officially belum krisis, tapi kita tahu kuartal II akan negatif dan berusaha agar kuartal III tidak negatif," ujarnya dalam Instagram Live di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Dia menyebut tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun yang sudah lewat. Saat krisis tahun 1997-1998 misalnya, terjadi pelemahan rupiah dari RP 2 ribu per dolar melemah menjadi Rp 13 ribu per dolar. Kala itu, lanjutnya tak terbayangkan jika perekonomian harus terkoreksi minus 13%.

"Nah, krisis itu ada di text book, ada di buku krisis seperti itu. Tiba-tiba tahun 2020 Covid-19, nggak ada di buku manapun. Ini sangat unik, kita menyebutnya kegentingan," katanya lagi.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harus mengambil langkah yang luar biasa. Menurutnya, pemerintah berusaha semaksimal mungkin, dalam hal ini melakukan antisipasi. Salah satunya adalah dengan cara burden sharing. Tanggung renteng yang dilakukan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan RI mempunyai tujuan yang sama, yaitu bagaimana caranya tidak terjadi krisis tahun ini.

"Atau kalau tidak terjadi krisis, atau kalau akhirnya resesi tidak terlalu dalam," katanya lagi.

Hal ini menurutnya penting karena bukan hanya soal angka. Lebih dari itu, hal ini untung mengurangi PHK hingga bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia. Pemerintah akan melakukan cara bagaimana agar perusahaan tidak bangkrut atau jika bangkrut, jangan dalam jumlah yang banyak.

"BI punya kepentingan yang sama, tapi BI juga ingin kepentingan utama terkait makro ekonomi. GDP jangan sampai minus, inflasi jangan tinggi. BI punya concern yang sama dengan pemerintah," pungkasnya.

Sebelumnya, Jokowi untuk kesekian kalinya berbicara mengenai krisis ekonomi dan kesehatan yang dialami Indonesia, akibat pandemi virus corona (Covid-19). Namun, kepala negara menegaskan, kondisi krisis ini tak hanya dialami Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengararahan untuk penanganan Covid-19 terintegrasi di Provinsi Jawa Tengah, Semarang, yang disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (30/6/2020).

"Saya titip yang kita hadapi ini bukan urusan krisis kesehatan saja, tapi juga masalah ekonomi. Krisis ekonomi," tegas Jokowi.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Gawat Mana, Krisis 1998, 2008 atau 2020?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular