Booming Sepeda Diramal Masih Lama, Sampai Covid-19 Berakhir?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 July 2020 11:18
Layanan Bike Sharing berbasis aplikasi untuk masyarakat perkotaan. CNBC Indonesia/Tri Susilo
Foto: Layanan Bike Sharing berbasis aplikasi untuk masyarakat perkotaan. CNBC Indonesia/Tri Susilo

Jakarta, CNBC Indonesia - Booming sepeda kini sedang terjadi di Tanah Air di tengah pandemi covid-19. Tren ini diperkirakan bakal masih lama, kenapa?

Menperin Agus Gumiwang mengatakan pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan beberapa prinsipal sepeda serta mengkaji penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) di tengah booming sepeda. Ia yakin tren sepeda di masyarakat bakal masih lama meski covid-19 sudah berakhir.

"Kami lihat tren penggunaan dan penjualan sepeda lagi naik. Kenaikan ini tidak akan sebentar, dan kami juga lihat kalaupun Covid-19 sudah selesai, naik sepeda sudah jadi lifestyle, sehingga demand-nya dalam jangka menengah tidak akan menurun, bahkan masih akan naik," kata Agus, Selasa (14/7).

Namun, sayangnya di tengah tingginya permintaan di dalam negeri, sebagian besar komponen sepeda di Indonesia masih bergantung dari impor.

Saat ini rata-rata komponen lokal sepeda baru mencapai 40%, artinya 60% masih impor. Pemerintah mencoba mendorong pengembangan industri sepeda, termasuk dengan pengembangan teknologinya.

Layanan Bike Sharing berbasis aplikasi untuk masyarakat perkotaan. CNBC Indonesia/Tri SusiloFoto: Layanan Bike Sharing berbasis aplikasi untuk masyarakat perkotaan. CNBC Indonesia/Tri Susilo
Layanan Bike Sharing berbasis aplikasi untuk masyarakat perkotaan. CNBC Indonesia/Tri Susilo

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan sepeda listrik. Hal ini karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berupa nikel untuk kebutuhan bahan baku baterainya.

"Jadi, kami akan optimalkan pabrik-pabrik baterai di dalam negeri untuk mengembangkan sepeda listrik. Inovasi menjadi sangat penting, termasuk desain sepeda yang sesuai dengan tipe atau kebutuhan konsumen Indonesia, karena untuk kenyamanan bersepeda itu sendiri," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier.

Taufiek Bawazier menyampaikan, pihaknya tengah memacu penguatan rantai suplai bagi industri sepeda di dalam negeri. "Kami akan berupaya tingkatkan TKDN-nya, selama ini rata-rata telah mencapai 40%," ujarnya.
 
Ia bilang industri sepeda di dalam negeri juga perlu memanfaatkan teknologi terkini sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan lebih efisien.

"Bagian yang saat ini perlu didukung terutama penerapan teknologi nano untuk bahan rangka sepeda yang terbuat dari carbon karena secara material lebih ringan. Industri ini yang harus dibangun di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan para produsen. Selain itu, rata-rata komponen lain sudah bisa dibuat di dalam negeri," tuturnya.
 
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo mengaku optimistis, industri sepeda nasional bisa bangkit dengan dukungan pemerintah terutama dalam upaya membenahi infrastruktur penunjangnya. Apalagi kehadiran sepeda bukan lagi sekadar alat rekreasi, tetapi saat ini untuk kebutuhan dalam menjaga kesehatan.
 
"Dengan adanya perubahan gaya hidup, pengembangan industri sepeda nasional juga akan terdongkrak. Oleh karena itu, komponen impor harus disubstitusi dengan produk dalam negeri agar menciptakan 100 persen karya anak bangsa," terangnya.
 


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Sepeda Makin Hancur Parah, Turun Jutaan Rupiah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular