
Makin Tegang, China Sebut AS Provokator di Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer China membalas pernyataan Amerika Serikat soal Laut China Selatan (LCS). Bahkan Kementerian pertahanan China, meminta AS menghentikan operasi militernya kawasan dan mencapnya 'menciptakan ketegangan'.
"Kami berharap AS dapat melihat kembali kesalahannya, menghentikan operasi militer yang provokatif di Laut Cina Selatan, menghentikan tuduhan tidak berdasar terhadap China, menghentikan mengasingkan negara-negara di kawasan itu, dan berhenti menciptakan ketegangan," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang, dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Global Times, Jumat (10/7/2020).
Ia mengatakan AS adalah pendorong militerisasi terbesar di LCS. Ia juga mengatakan, AS adalah penentang perdamaian negara-negara di kawasan itu.
Menurutnya China dan ASEAN sebenarnya dalam situasi yang stabil. Namun AS memprovokasi dengan mengirimkan kapal perang dan pesawat terbang.
"China berkomitmen untuk membangun komunitas Asia dari masa depan bersama dengan negara-negara di kawasan itu, dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerja sama berdasarkan rasa hormat, kesetaraan, dan saling menguntungkan," ujarnya.
![]() In this photo provided by U.S. Navy, the USS Ronald Reagan (CVN 76) and USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups steam in formation, in the South China Sea, Monday, July 6, 2020. China on Monday, July 6, accused the U.S. of flexing its military muscles in the South China Sea by conducting joint exercises with two U.S. aircraft carrier groups in the strategic waterway.(Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP) |
Soal latihan perang yang dilakukan, Ia mengatakan itu tidak ditujukan pada negara atau target tertentu. Sebelumnya China melakukan latihan militer 1 hingga 5 Juli di Pulau Paracel atau Xinsha, bagian LCS yang juga diklaim Vietnam.
Sementara itu, militer Filipina dan India mengaku akan bergabung dengan AS untuk melakukan navigasi di LCS. Bersama kedua negara, akan ada pula Inggris dan Prancis, sebagaimana dikutip dari Eurasian Times.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menegaskan bahwa latihan angkatan laut China diperairan membuat khawatir. Ia telah mengeluarkan ancaman untuk China pada Jumat lalu.
Ia mengatakan bahwa apabila latihan militer angkatan laut China meluas ke wilayah Filipina, maka ia akan memberi "respons terberat". Filipina sebelumnya memang memiliki masalah sengketa di Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal di perairan ini.
Klaim China yang menguasai 80% LCS atau sekitar 2.000 km area mengundang AS masuk ke kawasan ini beberapa bulan terakhir. Sejak pekan kemarin, sama dengan China, AS juga mengoptimalkan militernya dari Pasifik dengan alasan menjaga kebebasan LCS.
Bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagon melakukan latihan perang di kawasan. Saat ini terjadi China pun menyiagakan militer di periaran itu dan menyiagakan senjata anti pesawat terbang, DF-21D dan DF-26.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia-Ukraina Minggir, Situasi Genting Berada di Dekat RI