Dirjen Mana Nih, Pajak Kok Anjlok 12% di Semester I-2020?

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
09 July 2020 15:56
Gedung Kementrian Keuangan Ditjen Pajak
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan negara dari sektor pajak negatif hingga 12%. Penerimaan pajak sampai Semester I-2020 baru terealisasi Rp 531,7 triliun.

Adapun realisasi penerimaan pajak tersebut hanya mencapai 44,4% dari target Rp 1.198,8 triliun yang ditetapkan di Perpres 72/2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pajak yang terkontraksi dalam ini sejalan dengan sektor usaha yang juga mengalami tekanan karena pandemi Covid-19.

"Penerimaan perpajakan mengalami tekanan terutama dari pajak yang memang banyak sektor usaha yang tertekan karena pandemi," ujarnya di Ruang Rapat Banggar, Kamis (9/7/2020).

Menurutnya, tekanan yang dialami dunia usaha paling dalam terjadi di kuartal II terutama pada bulan April hingga Mei. Apalagi semenjak diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat pergerakan perekonomian terhenti.

Ia merinci, jika dilihat dari sektornya yang mengalami tekanan paling dalam adalah pertambangan yang terkontraksi hingga 42,2% yang disusul oleh industri pengolahan yang juga turun 38,4% (yoy). Selanjutnya sektor perdagangan kontraksi 21,2% (yoy), sektor konstruksi dan real estat kontraksi 12,8% (yoy), serta jasa keuangan dan asuransi terkontraksi 11,3% (yoy).

"Sektor transportasi masih tumbuh positif, namun masih dibayangi ketidakpastian di periode berikutnya," kata dia.

Sedangkan, berdasarkan jenis pajaknya yang mengalami pertumbuhan positif adalah Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi tumbuh 144,3% (yoy) dan PPh Pasal 21 tumbuh 13,5% (yoy). Lalu, PPh 26 juga tumbuh 19,9% (yoy) dan PPh Final tumbuh 6,1% (yoy).

Sementara itu, PPh 22 Impor terkontraksi hingga 54,26 %, PPh Badan terkoreksi 41% (yoy), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri turun 27,7%, serta PPN Impor turun 5,6% (yoy).

Namun, ia melihat pada bulan Juni ini sudah ada perbaikan meski tidak langsung signifikan. Oleh karenanya, ia berharap momentum perbaikan ini bisa terus berlanjut terutama dengan pelonggaran pembatasan sosial yang telah dilakukan saat ini.

"Kondisi memang paling berat terjadi di April dan Mei, kita melihat di Juni sudah mulai terjadi perbaikan dan kita berharap tren ini bisa dipertahankan," tegasnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tukar Menukar Data Pajak RI dengan Luar Negeri, Ampuh?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular