Berkat Digital Nozzle, BBM Subsidi Akan Tepat Sasaran

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
08 July 2020 19:13
Konferensi pers BPH Migas terkait pelaksanaan program digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina di Kantor BPH Migas. (CNBC Indonesia/ Yuni Astutik)
Foto: Konferensi pers BPH Migas terkait pelaksanaan program digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina di Kantor BPH Migas. (CNBC Indonesia/ Yuni Astutik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa mengatakan digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dilakukan bukan untuk efisiensi BBM.

"Tujuan IT nozzle, bukan sistem efisiensi, tapi bagaimana IT nozzle menjadi alat pengendali subsidi BBM agar BBM tepat sasaran," ujarnya saat konferensi pers di Kantornya, Gedung BPH Migas, Jakarta, Rabu (8/7/2020).

Dia mengatakan, ini merupakan bentuk komitmen BPH Migas dalam pengendalian BBM. Sebab dengan mengatur penyaluran BBM bersubsidi berbasis IT, akan terukur dan tercatat nomor polisi siapa saja masyarakat yang mengisi BBM di SPBU.

"Dan ini nanti akan tercatat online ke BPH Migas," tegasnya.

Program digitalisasi SPBU ini diharapkan bisa mewujudkan integrasi data transaksi secara lengkap di SPBU dengan pusat data. Sehingga data transaksi yang diperoleh dari SPBU dapat ditampilkan melalui dashboard digitalisasi SPBU yang dapat diakses secara online oleh Pemerintah, yaitu Kementerian ESDM dan BPH Migas.

Digitalisasi SPBU ini penting, karena setiap transaksi akan dicatat bersamaan dengan kendaraan dan nomor polisinya secara otomatis. Sehingga hal ini mampu meningkatkan pengawasan dan pengendalian serta meminimalisir penyalahgunaan jenis BBM tertentu yang terjadi di SPBU.

PT Pertamina (Persero) selaku operator SPBU akan menyelesaikan target pemasangan instalasi digitalisasi SPBU. Saat ini tercatat ada 5.518 SPBU yang sudah dilakukan survei dan 99% diantaranya untuk melalui proses pekerjaan sipil dispenser dan Automatic Tank Gauge (ATG).

"Memang target kita di Juni 2020. Tapi seperti kita tahu, sejak Maret kita terkendala pandemi di mana untuk melakukan penginstalan atau integrasi harus kunjungan secara fisik ke lokasi SPBU. Tapi selama 3 bulan ya.. kita merasakan ada kesulitan. Salah satu yang mengakibatkan target belum tercapai," ujar SVP Business Operations Pertamina, Yanuar Budi Hartanto dalam kesempatan yang sama.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Mutu, BPH Migas Beri Pelatihan Operator SPBU

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular