Pertamina: Digitalisasi Noozle SPBU Tak Berdampak Pada SDM

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
08 July 2020 17:51
Konferensi pers BPH Migas terkait pelaksanaan program digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina di Kantor BPH Migas. (CNBC Indonesia/ Yuni Astutik)
Foto: Konferensi pers BPH Migas terkait pelaksanaan program digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina di Kantor BPH Migas. (CNBC Indonesia/ Yuni Astutik)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memastikan jika digitalisasi SPBU tak akan mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) di SPBU.

"(digitalisasi nozzle) tak akan mengurangi SDM, kan hanya mengubah dari manual ke IT sehingga kita bisa tidak manual lagi. Artinya kita langsung secara otomatis itu tercatat di SPBU. Akan dilengkapi dengan CCTV itu untuk mencatat nomor polisi dari kendaraan yang mengisi," kata SVP Business Operations Pertamina, Yanuar Budi Hartanto saat konferensi pers di Gedung BPH Migas, Jakarta, Rabu (8/7/2020).

Saat ini, tercatat ada 5.518 SPBU milik Pertamina yang targetnya akan dilakukan digitalisasi pada Agustus 2020. Sebanyak 99% dari PSBU tersebut sudah dilakukan untuk survei ATG, di mana instalasinya saat ini mencapai 88%.

"Kami Pertamina ada 5.518 yang akan di IT nozzle-kan. Tahapan survei, kemudian pekerjaan sipil di SPBU baik itu untuk dispenser ATG maupun instalasi ATG dan IT, sampai dengan terintegrasi kemudian untuk pengetesan serah terima dari pihak Telkom kepada pertamina," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, BPH Migas menggelar konferensi pers bersama jajaran Komite BPH Migas, Pertamina serta PT Telkom (Persero) terkait dengan digitalisasi SPBU.

Digitalisasi ini sesuai dengan surat Menteri ESDM kepada Menteri BUMN tertanggal 22 Maret 2018, dalam rangka peningkatan akuntabilitas data penyaluran jenis BBM tertentu yang merupakan komoditas subsidi. Adapun sistem penyalurannya perlu menggunakan sistem pencatatan elektronik yang dapat mengidentifikasikan penggunaan dan volume penyalurannya.

Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa mengatakan BPH Migas tidak masuk ke wilayah teknis terkait dengan digitalisasi SPBU ini. Tugas BPH Migas adalah melakukan pengendalian BBM serta pengawasan.

"Tujuan IT nozzle, bukan sistem efisiensi, tapi bagaimana IT nozzle menjadi alat pengendali subsidi BBM agar BBM tepat sasaran," tegasnya.


Digitalisasi SPBU ini penting, karena setiap transaksi akan dicatat bersamaan dengan kendaraan dan nomor polisinya secara otomatis. Sehingga hal ini mampu meningkatkan pengawasan dan pengendalian serta meminimalisir penyalahgunaan jenis BBM tertentu yang terjadi di SPBU.Program digitalisasi SPBU ini diharapkan bisa mewujudkan integrasi data transaksi secara lengkap di SPBU dengan pusat data. Sehingga data transaksi yang diperoleh dari SPBU dapat ditampilkan melalui dashboard digitalisasi SPBU yang dapat diakses secara online oleh Pemerintah, yaitu Kementerian ESDM dan BPH Migas.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Mutu, BPH Migas Beri Pelatihan Operator SPBU

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular