
Butuh Dana Rp 2,1 T untuk Kembangkan Obat Covid-19
Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
08 July 2020 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang ahli genetika Philadelphia sedang mengumpulkan dana US$ 150 juta (Rp 2,1 triliun) untuk mendapatkan obat-obatan yang mampu memerangi virus corona.
Pandemi Covid-19 ini sangat mengekspos kelemahan yang mencolok dalam industri farmasi. Hanya sedikit investasi yang dikembangkan untuk penelitian.
"Penelitian ini menunjukkan apakah obat yang telah dikembangkan untuk satu jenis penyakit dapat digunakan untuk mengobati COVID-19," kata Barbara Handelin pengumpul dana tersebut, Rabu (8/7/2020).
Misalnya, Audacity R4 Medicines Evergreen Fund yang ingin memulai uji coba pada obat-obatan yang sebelumnya dikembangkan untuk mencari pengobatan Sistem Pernafasan Akut Parah (SARS) yang efektif. Ada kemungkinan obat-obatan itu dapat digunakan untuk mengobati virus corona, mengingat kesamaan virus dengan SARS, kata Handelin.
"Beberapa rekan kami mengerjakan ini 10 tahun yang lalu. Kami tidak siap menghadapi krisis ini meskipun memiliki 90 persen ilmu tentang virus corona," kata dia.
Di satu sisi, biasanya ada sedikit pengembalian investasi untuk mengobati penyakit langka. Namun, jika obat yang sudah dikembangkan dan berfokus pada penyakit terbukti efektif dalam memerangi pandemi hasilnya mungkin sangat besar.
"Krisis COVID-19 saat ini telah mengungkapkan masalah sistemik dalam cara kita membuat dan membuat obat-obatan dan tes diagnostik," kata Handelin kepada New York Post.
Obat-obatan yang terlihat menarik sering dikembangkan oleh akademisi untuk penyakit tertentu, dan telah mengajukan aplikasi pada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk percobaan pada manusia. Jika suatu obat terbukti berhasil dalam mengobati virus corona, Audacity akan memproduksinya di fasilitas manufaktur lokalnya.
Dana Audacity juga mencari untuk mengembangkan obat-obatan untuk memerangi penyakit lain yang muncul. Ini termasuk mengajukan uji coba manusia terhadap obat-obatan yang masih dalam proses.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Pandemi Mirip Covid Diramal Muncul Lagi
Most Popular