Nasib Ekonomi RI Dalam Ramalan Sri Mulyani

Herdaru, CNBC Indonesia
08 July 2020 07:30
Karyawan melayani pelanggan yang melakukan perawatan rambut di Alfons Salon, Jakarta, Senin (19/6/2020). CNBC Indonesia/Tri Susilo 

Pemprov DKI Jakarta melakukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi membuka kembali operasional unit usaha salon dan tata rambut dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran seperti pengukuran suhu tubuh, penggunaan masker bagi karyawan dan konsumen salon, sterilisasi peralatan, pemakaian pelindung wajah bagi karyawan, dan sistem reservasi bagi konsumen.   

Rina Rengganis selaku General Meneger mengatakan karena anjuran protokol pemerintah tentang Covid-19, jumlah karyawan yang bekerja di Alfons & Haircode Salon juga melakukan swab tes sebelum masuk dan jumlahnya kita batasi menjadi sekitar 50 persen karyawan. Dan mereka akan menyetujui protokol untuk menaati protokol ini,
Foto: Salon (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ramalan atau proyeksi perekonomian pada 2021 dihantui banyak ketidakpastian. Hanya satu yang pasti, adalah ketidakpastian itu sendiri.

Dampak Covid-19 membuat ekonomi Indonesia menurun signifikan. Tidak ada yang mengetahui mengenai kapan akan berakhir.

Gelombang pertama covid-19 mungkin belum usai sampai detik ini, belum lagi gelombang yang kedua atau mungkin ketiga, dan (jangan sampai) keempat.

Inti dari Covid-19 adalah vaksin. Produksi vaksin diharapkan mengurangi dampak negatif dari Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan Keterangan Pers Mengenai Burden Sharing Antara Pemerintah dan Bank Indonesia(Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan Keterangan Pers Mengenai Burden Sharing Antara Pemerintah dan Bank Indonesia(Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)



Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rapat Kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan pembahasan mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun Anggaran 2021 mengatakan hampir semua negara dipusingkan oleh Covid-19.

"Oleh karena ketidakpastian ini, maka seluruh negara terus akan mencoba untuk mengelola Covid ini melalui berbagai policy. Mulai dari yang sifatnya ekstrem seperti lockdown atau shutdown dari sisi aktivitas sampai kepada yang sifatnya limitatif yaitu pergerakan sosial yang dibatasi."



"Ketidakpastian inilah yang masih perlu untuk kita pertimbangkan dan perhatikan dalam mengelola ekonomi kita tahun ini dan tahun depan," papar Sri Mulyani.

Ia mengatakan, outlook dari perekonomian tahun 2020 adalah pada kisaran -0,4% hingga 1% karena di kuartal keduanya sudah pasti ekonominya mengalami kontraksi.

Nah, anjloknya ekonomi RI atau saat menyentuh zona negatif terdalam akan terlihat di data pada kuartal II-2020. Berapa ramalannya?

"Estimasinya -3,8% [kuartal II-2020]. Namun, untuk kuartal ketiga dan keempat atau semester 2 tahun ini, Pemerintah akan berusaha maksimal agar pemulihan ekonomi bisa mulai berjalan," katanya.

"Inilah yang menjadi pokok perhatian Bapak Presiden di dalam berbagai forum untuk menyampaikan kepada Menteri dan semua pihak agar akselerasi pemulihan bisa berjalan meskipun kita masih menghadapi pandemi Covid. Jadi, produktif namun harus tetap aman dari Covid. Produktif tapi kita tetap menggunakan protokol new normal yaitu protokol di bidang kesehatan," tambahnya.

Untuk tahun ini, dengan pertumbuhan yang masih berkisar antara -0,4 hingga 1% jika sampai terjadi kontraksi ekonomi berjalan lebih dari satu kuartal yaitu kuartal kedua dan kuartal ketiga, maka akan menyebabkan kemungkinan terjadinya ekonomi Indonesia tahun 2020 ada di level negatif.

Namun, apabila kuartal III dan IV Indonesia bisa recover cukup cepat, hal tersebut mungkin masih bisa membuat perekonomian Indonesia tumbuh positif yaitu di kisaran 1%.

"Sementara untuk tahun depan diperkirakan pertumbuhan ada di kisaran 4,5% hingga 5,5%."

"Merujuk semua institusi yang melakukan proyeksi ekonomi di Indonesia masih di dalam kisaran yang beragam. Ada yang prediksi ekonomi Indonesia ada di 0%, ada yang negatifnya lebih dalam yaitu di -3,39%, ada yang bahkan menyampaikan ekonomi Indonesia bisa positif yaitu sekitar 0, 5%. Jadi saya ingin menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi memang masih diliputi ketidakpastian tapi kita akan tetap mencoba untuk menyusun perencanaan penganggaran dengan ketidakpastian tersebut," tegas Sri Mulyani.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayang-bayang Meledaknya Covid-19 Hantui Pemulihan Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular