
Usai Pangkas Pekerja, Maskapai Penerbangan Selanjutnya Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan Indonesia ramai-ramai memangkas para pegawainya. Langkah ini diambil sebagai bentuk kebijakan efisiensi dalam mempertahankan operasional perusahaan.
"Yang pasti maskapai harus melakukan langkah-langkah efisiensi. Memang salah satu yang paling mudah yaitu adalah pemutusan mereka-mereka yang kontraknya sudah selesai," kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman kepada CNBC Indonesia, Senin (6/7/20).
Kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga banyak diterapkan berbagai maskapai di dunia. Bukan hanya tidak memperpanjang kontrak pekerja, maskapai juga banyak melakukan negosiasi secara internal.
"Perumahan pekerja sudah terjadi dan banyak maskapai yang juga sedang melakukan negosiasi dengan pekerjanya, agar bagaimana mereka bisa survive setelah pandemi dengan negosiasi kolektif ulang. Kalau di Indonesia, kembali lagi langkah-langkah juga nggak terlalu jauh, pegawai kontrak sudah, non kontrak dirumahkan yang sesuai dengan kebutuhan mereka," tandasnya.
"Kalau buat sebuah maskapai, pengurangan pekerja itu yang paling cepat itu yang kontrak. cuman setelah itu mereka juga harus memikirkan langkah lainnya, cost cutting apa yang harus mereka lakukan," lanjutnya.
Dia menjelaskan, pemotongan gaji dan tunjangan juga mulai dilakukan demi maskapai bertahan hidup. Dalam hal ini, dia menilai bahwa komunikasi perusahaan dengan para pekerja sudah cukup baik.
"Komunikasi mereka ke internal cukup bagus untuk itu, jadi kita di luar menganggapnya kok begini, tapi mereka melakukannya sudah cukup bagus kalau saya nilai dibandingkan sama krisis krisis lainnya," urainya.
Namun, langkah efisiensi tersebut masih belum cukup agar bisa bertahan. Maskapai masih dihadapkan dengan demand penumpang yang tak kunjung bangkit.
Di sisi lain, biaya sewa pesawat juga tetap harus ditanggung. Dia bilang, negosiasi dengan para leasing sulit dilakukan.
"Tetapi efisiensi apa lagi yang bisa, efisiensi pesawat mereka gak bisa langsung oke demand kita turun kita balikin, itu gak mungkin. Setiap pesawat yang disewa ke leasing pasti ada masa minimumnya dan untuk mengembalikan lebih awal pun juga butuh waktu dan masih banyak negosiasi yang harus dilakukan, sedangkan untuk negosiasi pun mau ketemu juga susah. Dan memang bagi maskapai mengurangi tenaga kerja yang permanen staf itu adalah langkah terakhir," pungkasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam 'Kiamat' Kursi Pesawat Ancam Maskapai Penerbangan!