
Subsidi Listrik & Solar 2021 Diusulkan Turun, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR RI mengusulkan asumsi subsidi listrik tahun 2021 sebesar Rp 50,47 - 54,55 triliun. Lebih rendah dari APBN tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp 54,79 triliun.
Selain listrik, subsidi solar juga diusulkan turun. Subsisi tetap minyak solar (GasOil 48) dalam APBN 2020 sebesar Rp 1.000 per liter dan outlook sampai akhir tahun 2020 sebesar Rp 1.000 per liter. Sementara tahun 2021 diusulkan turun 50% subsidi menjadi Rp 500 per liter.
Wakil Komisi VII DPR RI Ramson Siagian mengatakan turunnya subsidi listrik karena kecenderungan volume subsidi di 2021 tidak seluas 2020. Menurut dia, pada tahun depan, potensial penggunaan listrik 450 VA dan sebagian 900 VA akan berkurang. Selain itu, beberapa faktor lain juga turut memengaruhi.
"Tapi itu juga baru penetapan pagu indikatif 2021 untuk sebagai referensi bagi Presiden untuk pengajuan Nota Keuangan RAPBN 2021 yang akan diajukan tanggal 15 atau 16 Agustus 2020 ini," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis, (02/07/2020).
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dengan penetapan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran serta mendukung asumsi makro yang baik dan efisiensi PLN, subdisi listik dan biaya pokok penyediaan dipastikan turun 2021.
"Meskipun tidak ada pencabutan subsidi dan sama dengan kebijakan subsidi 2020 diterapkan ke 25 golongan. Usulan RAPBN tahun 2021 sebesar Rp 50,47 triliun - Rp 54,55 triliun," katanya dalam raker di Komisi VII DPR RI, Senin (29/06/2020).
Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan yang menyebabkan turunnya subsidi karena turunnya asumsi Indonesian Crude Price (ICP) yang pada tahun 2020 sebesar US$ 63 per barel kini diasumsikan US$ 42 per barel hingga US$ 45 per barel.
"Sekarang kan asumsi kan. Nih satu yang perlu dicatat. Ini semua tentatif. Ini sangat tentatif masih awal. Kita maju ke Banggar. Nah nanti semua itu akan definitif pada saat nota keuangan dibacakan presiden. Tapi kan nanti ke depan kita nggak tahu. Satu lagi kurs berubah," ungkapnya.
Sementara terkait dengan turunnya subsidi solar, Ramson mengatakan hal itu disebabkan faktor penurunan ICP dan juga dipengaruhi harga Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Sehingga harga pokok penjualan solar B30 tidak terlalu tinggi.
"Antara lain faktor faktor tersebut bisa mengurangi subsidi solar B30 dengan tetap Pertamina bisa menyediakannya sebagai operator," kata Ramson.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DPR-ESDM Sepakat Subsidi Listrik RAPBN 2021 Rp50,4 T-Rp54,5 T