
Wacana Reshuffle Jokowi Bak Bertaruh untuk Leicester City

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menumpahkan kekesalannya. Dalam sebuah rapat kabinet, Kepala Negara terang-terangan menyebut bahwa ada pembantunya yang masih bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi yang sangat tidak biasa akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
"Saya harus ngomong apa adanya. Nggak ada progress yang signifikan, nggak ada. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," tegas Jokowi dalam rapat kabinet pada 18 Juni 2020.
Satu hal yang sangat membuat Jokowi kecewa adalah lambannya realisasi program penanganan pandemi virus corona baik dari aspek kesehatan maupun ekonomi. Di bidang kesehatan, pemerintah menganggarkan stimulus Rp 87,55 triliun. Per akhir Mei, realisasinya baru 1,54%.
Selain aspek kesehatan, pemerintah juga memberi stimulus Rp 203,9 triliun untuk perlindungan sosial. Realisasi per akhir Mei lebih baik yaitu 28,63%.
Kemudian, pemerintah juga memberikan stimulus berupa insentif ke dunia usaha sebesar Rp 120,61 triliun. Penyerapannya juga masih rendah yaitu 6,8%.
![]() |
"Saya lihat masih banyak kita ini yang biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ, ini apa nggak punya perasaan? Suasana ini krisis. Saya lihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya, karena uang beredar akan semakin banyak," tukas Jokowi dalam kesempatan yang sama.
Tidak hanya di sisi ekonomi, Jokowi juga menaruh perhatian terhadap perkembangan penyebaran kasus corona. Eks Gubernur DKI Jakarta itu menekankan bahwa membuka kembali keran aktivitas masyarakat memang penting untuk menggerakkan kembali roda perekonomian. Namun hal itu tidak boleh dilakukan tanpa pertimbangan aspek kesehatan.
"Jadi gas dan rem betul-betul diatur, jangan sampai melonggarkan tanpa kendali rem sehingga ekonomi bagus tapi Covid-19 naik. Bukan itu yang kita inginkan," kata Jokowi dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, akhir bulan lalu.
Sebagai informasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah pasien positif corona per 2 Juli 2020 adalah 59.394 orang. Bertambah 1.624 orang (2,81%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penambahan pasien yang mencapai 1.624 orang dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak Indonesia mencatatkan kasus perdana pada awal Maret. Sementara dari sisi persentase, laju 2,81% adalah yang tercepat sejak 18 Juni.