
Saat Menteri Kaget Jokowi Marah-marah: Itu Warning!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan menteri dalam Kabinet Indonesia Maju buka suara perihal kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet paripurna pada Kamis, 18 Juni 2020 lalu.
Respons para menteri atas kemarahan Jokowi terungkap dalam Program Mata Najwa yang ditayangkan di Trans 7, seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (2/7/2020). Jajaran menteri tersebut adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
"Mencermati gelagat perkembangan dan dinamika pandemi Covid-19 ini, saya agak sedikit terkejut beliau sampaikan itu," kata Tjahjo merespons video kemarahan Jokowi.
Ia mengemukakan bahwa amarah kepala negara tidak ditujukan pada salah seorang menteri. Menurut Tjahjo, kemarahan Jokowi merupakan sentilan bagi para menteri agar bisa berintrospeksi diri di tengah pandemi.
"Saya melihat beliau mengingatkan kita semua. [...] Dalam tanda petik krisis, pengambilan proses keputusan sampai pemerintah daerah iramanya harus sama. Kalau beda, repot," ujarnya.
Tjahjo bahkan menjawab stigma yang menyebut kemarahan Jokowi berkaitan dengan munculnya sejumlah agenda politik menuju Pilpres 2024 dari para jajarannya. Namun, menurut dia, hal tersebut masih wajar.
"Seandainya ada, sah-sah saja. Itu sah-sah saja. Tapi pak Jokowi mengingatkan, termasuk ke saya juga," kata Tjahjo.
Halim Iskandar, dalam kesempatan yang sama menyampaikan kemarahan Jokowi merupakan peringatan keras kepada para menteri agar bekerja maksimal dalam situasi pandemi Covid-19.
"Kalau saya langsung introspeksi diri, apa yang sudah saya lakukan selama ini. Arahan bapak presiden saya mereview. Saya tidak melihat siapa-siapa, saya melihat presiden memberikan warning," ujar Halim.
Pada awal pekan ini, publik digegerkan dengan kemarahan Jokowi kepada para 'pembantunya'. Dalam video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi melontarkan amarahnya dengan nada tinggi di depan para menteri.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis," tegas Jokowi seperti dikutip Senin (29/6/2020).
Jokowi mengaku geram karena jajarannya tidak sigap dalam menghadapi situasi krisis. Kepala negara bahkan meluapkan amarahnya lantaran kinerja pembantunya tidak membawa kemajuan yang signifikan.
"Tindakan-tindakan kita, keputusan kita, kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?," kata Jokowi.
Jokowi lantas melontarkan ancaman reshuffle kepada pembantunya yang dianggap masih bekerja begitu-begitu saja dalam situasi krisis.
"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan," tegasnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Menteri Jokowi Ini Pasrah Bila Kena Reshuffle