Corona Rekor Lagi! Dekati 60.000 Orang, Hari Ini Tambah 1.624

dob, CNBC Indonesia
02 July 2020 15:39
Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah Covid-19. (Dok: BNPB)
Foto: Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah Covid-19. (Dok: BNPB)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengumumkan data terbaru total pasien konfirmasi positif kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia. Hingga Kamis (2/7/2020) pukul 12.00 WIB kasus positif Covid-19 menembus 59.324 orang.

Jumlah tersebut bertambah 1.624 kasus dibandingkan dengan kemarin. Ini merupakan penambahan kasus tertinggi alias rekor sejak penyakit ini mewabah di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto berdasarkan rekapitulasi data nasional.

Sementara tambahan kasus meninggal dunia ada 53 sehingga total 2.987 orang.

"Kasus sembuh baru 1.007 kasus dan total 265.667 sembuh ," kata Yurianto.


Sebelumnya, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro membagikan tujuh langkah protokol kesehatan bagi calon penumpang kendaraan umum. Ia mengatakan, pertama, memastikan diri dalam kondisi yang sehat.

"Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek atau nyeri tenggorokan atau bahkan sesak napas, tetaplah di rumah," ujarnya saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Rabu (1/7).

Kedua, calon penumpang disarankan menggunakan kendaraan umum yang berpenumpang tebatas apabila benar-benar memerlukan transportasi umum.

Ketiga, calon penumpang wajib menggunakan masker saat melakukan perjalanan dan selama berada di moda transportasi.

"Keempat, menjaga kebersihan tangan dengan sering cuci tangan atau minimal menggunakan hand sanitizer," lanjutnya.

Pada langkah kelima, calon penumpang menghindari untuk menyentuh area wajah, seperti mata hidung dan mulut, terutama kalau tangan kotor.

"Keenam, tetap perhatikan jaga jarak aman minimal satu meter dengan orang lain," tambah dr. Reisa.

Selanjutnya, ia mengatakan, "Jika kondisi kendaraan umum padat, penerapan jaga jarak sulit diterapkan, penggunaan pelindung wajah atau face shield bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan."

Langkah-langkah tersebut sangat beralasan. Berdasarkan survei sosial demografi dampak COVID-19, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, sebanyak 82,5% responden memilih opsi selain transportasi umum. Sementara, sisanya masih aktif menggunakan transportasi umum.

"Namun, baru sebanyak 38,11 persen yang telah menjaga jarak atau social distancing setidaknya satu meter dari orang lain. Bahkan, sebagian masih mengaku tidak melakukan jaga jarak fisik. Nah, inilah yang harus kita semua perbaiki," tegas Reisa.

Berada di ruang publik, seperti saat menggunakan angkutan umum, individu sebisa mungkin untuk melakukan upaya pencegahan dan perlindungan diri. Perlindungan kesehatan individu juga merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk para pengguna moda transportasi baik darat, laut, maupun udara.

Pada masa adaptasi kebiasaan baru sekarang ini, setiap individu diharapkan untuk memastikan keamanan dalam bertransportasi.

"Patuhi protokol kesehatan, dan pastikan kita aman dari COVID-19. Disiplin adalah kunci dari berhasilnya adaptasi ini dan keberhasilan adaptasi kebiasaan baru menentukan berhasilnya kita tetap produktif dan aman COVID-19," tutup Reisa.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular