
Ada Harapan! Manufaktur RI Membaik Walau Masih Kontraksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur Indonesia membaik pada Juni 2020. Namun belum bisa keluar dari zona kontraksi.
Pada Rabu (1/7/2020), IHS Markit mengumumkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Juni 2020 berada di 39,1. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 28,6.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50, artinya dunia usaha belum melakukan ekspansi. Masih kontraksi.
"Angka PMI Juni menunjukkan bahwa pelemahan sektor manufaktur Indonesia agak mereda karena pelonggaran pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Dengan rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lebih lanjut, sentimen dunia usaha membaik.
"Akan tetapi, jalan menuju pemulihan akan sangat menantang. Survei kami menunjukkan bahwa produksi dan permintaan sudah turun signifikan sehingga butuh waktu untuk mengembalikannya. Pabrik-pabrik juga masih mengurangi karyawan pada bulan lalu," papar Bernard Aw, Principal Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.
Pada Juni, produksi manufaktur masih turun sehingga kontraksi terjadi selama empat bulan beruntun. Penjualan juga menurun signifikan, terutama untuk pasar ekspor.
Perusahaan masih berupaya mengurangi biaya produksi di tengah anjloknya penjualan, termasuk memangkas pegawai. Penyerapan tenaga kerja masih rendah, bahkan masih terjadi penurunan.
Pembelian bahan baku juga belum menunjukkan kenaikan, perusahaan masih memilih menghabiskan stok yang ada. Pada saat yang sama, stok barang jadi tidak banyak berkurang karena lemahnya permintaan.
Rantai pasok pun masih mengalami gangguan, waktu pengiriman naik meski sudah ada pelonggaran PSBB. Di lapangan, pengusaha mengungkapkan masih ada hambatan dalam pengiriman barang karena petugas tetap menerapkan kontrol ketat.
Akan tetapi ada harapan karena pengusaha melihat pelonggaran PSBB akan meningkatkan permintaan. Ini akan direspons dengan peningkatan produksi, tetapi bertahap. Sekitar 73% responden menyatakan akan meningkatkan produksi dalam 12 bulan ke depan.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Roda Ekonomi Dunia Sudah Pulih? Nggak Semuanya Cassandra!