
Dua Pekan Dibuka, Penjualan Mal Masih Lesu & Pengunjung Sepi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha pusat perbelanjaan atau mal mengaku masih kesulitan meski sudah menjalankan aktivitas ekonomi selama hampir dua minggu dengan dibukanya mal. Penyebabnya adalah tren penjualan yang belum sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Apalagi, daya beli masyarakat juga saat ini masih tergolong rendah.
"Tingkat Penjualan masih sangat rendah dan tidak merata di semua toko. Masih didominasi belanja untuk kebutuhan rumah tangga," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/6).
Jumlah pengunjung mal saat ini juga masih belum sesuai harapan. Sehingga, potensi masyarakat untuk kembali berbelanja juga tidak begitu besar. Aplhonzus menyebut saat ini jumlah pengunjung hanya di kisaran 20%-30% dari waktu normal.
Angka ini bahkan masih jauh lebih rendah dibandingkan protokol kesehatan yang diatur oleh pemerintah. Namun, ia yakin perlahan kondisi ini bisa lebih baik dalam beberapa waktu ke depan.
"Diperkirakan jumlah pengunjung akan naik secara bertahap sampai dengan maksimal 50%, yang mana lebih didorong oleh semakin terbiasanya masyarakat dengan New Normal," sebut CEO Retail and Hospitality Sinar Mas Land itu.
Melihat kondisi ini, potensi masyarakat untuk membelanjakan uangnya seperti keadaan normal tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika terus demikian, bukan tidak mungkin perusahaan bakal terus menanggung kerugian.
"Semua itu menyebabkan keuangan operasional menjadi defisit karena pendapatan masih belum bisa menutupi biaya operasional, sehingga tetap masih sangat dibutuhkan insentif dari pemerintah," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi