Internasional

Ramalan Ngeri IMF Rilis, Nyaris Semua Negara di Dunia Negatif

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 June 2020 07:20
Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]
Foto: Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]

Jakarta, CNBC IndonesiaDana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan ekonominya pada Rabu (24/6/2020). Bahkan outlook dengan judul A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery ini membuat ramalan yang makin buruk soal ekonomi global.

Ekonomi diproyeksi akan -4,9%. Angka ini lebih rendah 1,9 poin persentase dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%.



"Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan," tulis lembaga itu, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Pemulihan ekonomi diproyeksi akan lebih lambat dan bertahan dari yang diprediksi sebelumnya. Di 2021 ekonomi global diramal 5,4%, atau lebih rendah 6,5 poin persentase dibanding outlook Januari 2020.

"Dampak buruk pada rumah tangga berpenghasilan rendah sangat akut, membahayakan," tulis lembaga itu lagi.

Di negara dengan tingkat penularan Covid-19 dengan tren menurun, pemulihan ekonomi melambat karena aturan jarak sosial yang diberlakukan. Ini akan mempengaruhi semester kedua 2020.

Di negara yang masih berjuang menghadapi pandemi, penguncian wilayah akan terjadi lebih lama. Ini menimbulkan biaya tambahan pada aktivitas.

"Pukulan ke pasar tenaga kerja sangat akut bagi pekerja berketerampilan rendah yang tidak memiliki pilihan untuk bekerja dari rumah," tulis IMF.

"Kehilangan pendapatan juga tampaknya tidak merata antar jenis kelamin, dengan perempuan di antara kelompok berpenghasilan rendah menanggung dampak yang lebih besar di beberapa negara."



IMF memperingatkan bahwa perkiraan angka tersebut dikelilingi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Intinya, kegiatan ekonomi yang tergantung pada faktor waktu pandemi, aturan jarak sosial, perubahan rantai pasokan global, dan dinamika pasar tenaga kerja baru juga menjadi penyebab perubahan angka.

Secara terperinci, negara maju akan mengalami kontraksi 8% di 2020, meski tumbuh 4,8% di 2021. Amerika Serikat akan berkontraksi 8% sedangkan Zona Eropa kontraksi 10,2%.

Ekonomi Italia dan Spanyol akan -12,8% sedangkan Prancis -12,5%. Jerman -7,8% sementara Inggris -10,2%. Kanada, akan -8,4%. Sementara ekonomi Jepang -5,8%.

Ekonomi negara berkembang secara general akan minus 3%, dan akan positif kembali 5,9% di 2021. Di mana China di 2020, tetap tumbuh 1%.

Namun kawasan Asia lain mencatat kontraksi, seperti India -4,5% dan ASEAN-5 -2%. Khusus di RI, ekonomi di 2020 -0,3%.

Kawasan berkembang Eropa akan -5,8%. dengan Rusia -6,6%. Di Amerika Latin, ekonomi -9,4% secara keseluruhan, di mana ekonomi Meksiko kontraksi 10,5% dan Brasil -9,1%.

Kawasan Arab diramal -4,7%. Ekonomi Sub Sahara Afrika -3,2%. Sedangkan negara dengan pendapat perkapita rendah -1%.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri Jokowi Ini Ingatkan Negara Pasien IMF Terus Bertambah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular