
Internasional
Balas Trump, Uni Eropa Blokir Pelancong asal AS?
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 June 2020 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat melarang sebagian besar warga negara Uni Eropa memasuki wilayah AS pada Maret lalu, ketika kasus terjangkit virus corona (Covid-19) sedang melonjak di sebagian besar benua Eropa.
Trump melakukan hal tersebut sebagai upaya untuk menekan penyebaran wabah. Tentu kebijakan tersebut langsung memicu kemarahan dari para pemimpin UE.
Namun kini situasi yang berbalik. Di tengah lonjakan infeksi Covid-19 di beberapa bagian dunia, para negara anggota UE akan menyepakati daftar para pelancong dari berbagai negara yang mungkin dianggap aman untuk mengunjungi wilayah tersebut mulai 1 Juli mendatang.
Lebih lanjut, pedoman daftar tersebut nantinya akan didasarkan pada bagaimana negara-negara asal pelancong menanggapi pandemi corona.
"Kriteria akan difokuskan pada peredaran virus," kata seorang diplomat Uni Eropa, menambahkan bahwa Brussel mencari untuk mengusir para pelancong dari negara-negara "tempat virus itu beredar paling aktif", seperti ditulisĀ CNN Internasional.
Diplomat UE tersebut membicarakan daftar periksa yang diterbitkan oleh Komisi Eropa pada 11 Juni mengenai apa yang harus dipertimbangkan ketika mengizinkan para pelancong dari berbagai negara masuk ke wilayah UE.
Poin pertama pada pedoman daftar tersebut menanyakan apakah negara asal dapat "dianggap berada dalam situasi epidemiologis yang sebanding atau lebih baik sebagai rata-rata di wilayah UE" sehubungan dengan jumlah infeksi baru, tren infeksi baru, serta respons di bidang seperti sebagai pengujian, pengawasan, pelacakan kontak, penahanan, perawatan, dan pelaporan.
AS mungkin akan berada di daftar paling bawah untuk masuk ke wilayah UE, sebab negara ini menyumbang sekitar seperempat dari kasus terjangkit dan kematian akibat corona, serta infeksi baru yang meningkat setiap harinya.
AS sudah menjadi episentrum penularan Covid-19 baru, bersama dengan Brasil dan Rusia. Negeri Paman Sam kini memiliki 2.424.168 kasus terjangkit, 123.473 kasus kematian, dan 1.020.381 pasien berhasil sembuh per Rabu (24/6/2020), menurut data Worldometers.
Diplomat tersebut menambahkan bahwa beberapa negara di Eropa "enggan membuka kembali sama sekali," karena takut akan mendatangkan gelombang kedua dari virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini.
The New York Times melaporkan pada Selasa (23/6/2020) bahwa orang Amerika mungkin tidak dapat melakukan perjalanan ke wilayah Eropa ketika mereka membuka kembali perbatasannya.
Dua pejabat UE sempat mengatakan, di antara opsi yang dibahas adalah pembatasan perjalanan berdasarkan wilayah geografis AS, dan bukan larangan menyeluruh terhadap seluruh negara karena beberapa daerah memiliki tingkat infeksi lebih tinggi daripada yang lain.
Seorang diplomat UE lainnya mengatakan mereka belum melihat daftar negara, hanya kriteria. Termasuk dalam kriteria itu adalah insiden virus korona per 100.000 orang selama 14 hari terakhir.
Timbal balik juga menjadi pertimbangan, tambah diplomat UE itu. Awal tahun ini, AS sangat membatasi perjalanan dari sebagian besar Eropa karena masalah corona.
Gedung Putih sejauh ini menunjukkan sedikit minat untuk terlibat dalam masalah ini, menurut dua pejabat Eropa. "Larangan perjalanan AS jauh lebih ketat, jadi sulit membayangkan mereka membuat keributan untuk ini, dan mereka belum melakukannya," kata seorang pejabat senior Eropa.
Namun menurut seorang diplomat Eropa lainnya mengatakan bahwa larangan bepergian itu tidak ada hubungannya dengan EO pembekuan visa bagi pekerja asing yang ditandatangani oleh Trump minggu ini. "Ini murni berdasarkan pertimbangan kesehatan," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilarang Masuk ke AS karena Corona, Ini Langkah Eropa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular