
Ada Tol Bocimi, Proyek KA Bogor-Sukabumi Bikin Boros?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membangun jalur ganda kereta api (KA) Bogor-Sukabumi menuai kritik. Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra, Sudewo, menilai proyek tersebut merupakan pemborosan.
"Itu menguras anggaran negara. Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran untuk membuat double track atau pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi itu menelan anggaran Rp 439 miliar," ujarnya dalam rapat kerja Komisi V DPR RI bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (23/6/20).
Menurutnya, proyek tersebut belum perlu dikerjakan. Apalagi, saat ini pemerintah juga tengah membangun Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Sebagian ruas Tol Bocimi ini sudah rampung dan beroperasi.
![]() Peresmian Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 1 (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty) |
"Kita tahu bahwa sekarang ini Kementerian PUPR sedang membangun jalan tol Bogor-Sukabumi. Ini punya tujuan yang sama, maksudnya sama, output yang hendak dicapai dalam konteks perekonomian itu juga sama, tetapi sarana dan prasarana itu disiapkan terlalu berlebih," bebernya.
Sudewo bahkan menyebut Kemenhub overlap. Sebab, baik Tol Bocimi maupun KA Bogor-Sukabumi penganggarannya sama-sama dari pemerintah, meski berbeda lembaga.
"Tolong Kemenhub melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] supaya hal ini tidak terjadi. Barangkali hal yang demikian itu terjadi di sektor yang lain, di ruas yang lain, di tempat yang lain," tegasnya.
Dia menilai, koordinasi antara Kemenhub dan Kementerian PUPR harus lebih intensif. Perlu ada pencermatan, penyisiran dalam menetapkan skala prioritas. Dia mendorong agar efektivitas dan efisiensi jadi perhatian.
"Alangkah tepatnya kalau anggaran yang disediakan untuk pembangunan jalur ganda KA Bogor Sukabumi sementara diprioritaskan untuk penganggaran kereta bandara Yogyakarta di Kulonprogo dalam rangka mendukung eksistensi bandara Yogyakarta yang baru," serunya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun menyampaikan respons. Budi Karya menjelaskan, angkutan KA saat ini dibutuhkan sebagai moda transportasi ideal. Dia mencontohkan, pentingnya keberadaan KA di perkotaan.
"Saya ingin jawab mengapa kereta api Bogor-Sukabumi itu dilaksanakan, karena memang sekarang ini kereta api itu menjadi angkutan massal Jabodetabek," ungkapnya dalam kesempatan tersebut.
Budi Karya juga menjelaskan bahwa proyek ini tetap dibutuhkan meski di saat bersamaan Kementerian PUPR tengah membangun Tol Bocimi. Menurutnya, keberadaan Tol Bocimi tak menjawab persoalan masyarakat.
"Orang-orang sukabumi itu, bayangkan orang yang hanya berjarak 80 km susah sekali untuk mencapai. Kalau jalan tol tidak bisa digunakan sebagai angkutan massal murah," urainya.
Dengan adanya KA Bogor-Sukabumi, dia berharap beban masyarakat dalam bertransportasi bisa lebih ringan. Budi Karya juga mempertimbangkan tarif terjangkau bagi masyarakat.
"Jadi mereka yang dari Bojong gede itu cuma bayar Rp 8 ribu ada yang Rp 10 ribu. Harapan kita Sukabumi bisa mendapatkan itu," tandasnya.
Budi membantah jika proyek ini dituding sebagai pemborosan uang negara. Dia mengaku, dalam setiap perencanaan selalu ada pertimbangan terkait efektivitas dan efisiensi.
"Kita ada rencana untuk membuat [jalur KA] Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Sehingga kita punya alternatif jalur kereta api selain jalan jalan yang ada," lanjutnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Tahun Mati Suri, Jalur KA Cianjur Dilanjutkan ke Padalarang
