
Haji Tetap Digelar, Tapi Terbatas untuk Warga Arab Saudi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi secara resmi mengambil keputusan untuk musim haji 2020/1441 Hijriah, dengan melarang kedatangan jemaah dari luar negeri dan hanya akan menyelenggarakan haji dengan jamaah domestik yang sangat terbatas.
Keputusan itu menandai pertama kali dalam sejarah modern Arab Saudi bahwa Muslim dari luar negeri dan kerajaan dilarang melakukan haji, yang tahun lalu menarik 2,5 juta peziarah.
"Keputusan ini diambil untuk memastikan haji dilakukan dengan cara yang aman dari perspektif kesehatan masyarakat... dan sesuai dengan ajaran Islam," kata pemerintah Saudi pada Senin (22/6/2020), sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (23/6/2020).
Pengumuman untuk mengadakan haji terbatas kemungkinan akan mengecewakan jutaan peziarah Muslim di seluruh dunia, yang kebanyakan dari mereka sudah menginvestasikan tabungan seumur hidup dan harus berada dalam daftar tunggu yang panjang untuk melakukan perjalanan tersebut.
Sedangkan hal ini merupakan berita bahagia bagi para peziarah domestik yang takut ritual keagamaan tersebut seluruhnya akan dibatalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah.
"Arab Saudi telah memilih opsi teraman yang memungkinkannya menyelamatkan muka di dunia Muslim sambil memastikan mereka tidak dipandang berkompromi pada kesehatan masyarakat," ujar Umar Karim, seorang pengamat dari Royal United Services Institute di London.
"Tapi ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab: Berapa jumlah jamaah haji yang akan diizinkan? Apa kriteria untuk pemilihan mereka? Berapa banyak Saudi, berapa banyak non-Saudi?"
Pihak berwenang Saudi mengatakan kementerian haji akan mengadakan konferensi pers pada Selasa untuk memberitahu detail rincian yang berhubungan dengan hal tersebut.
Dalam upaya nyata untuk memberikan keputusan itu suatu pelonggaran sanksi agama, Liga Muslim Dunia yang bermarkas di Saudi mengatakan pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk kesehatan dan keselamatan para peziarah, menurut media pemerintah Saudi.
Tahun ini merupakan tahun yang sulit bagi penyelenggaraan ibadah haji dan umrah dan beberapa sektor industri di sana. Sebelumnya Arab Saudi sudah menangguhkan ziarah umrah sejak Maret.
"Ini adalah tahun yang sangat sulit, dengan Arab Saudi menghadapi penurunan pendapatan dari semua sektor - minyak, pariwisata, konsumsi domestik, dan sekarang umrah dan haji," kata Karen Young, seorang sarjana di American Enterprise Institute.
Saudi kini menjadi negara dengan kasus kedua tertinggi di Teluk setelah Iran. Kemarin, data Worldometers menunjukkan ada tambahan 3.393 kasus baru di negeri itu.
Meski begitu, Saudi sudah mengakhiri jam malam dan mencabut pembatasan sosial untuk bisnis. Kawasan hiburan seperti bioskop sudah diperbolehkan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi! Arab Saudi Larang Haji Warga Luar Negeri
