
Usai Sambangi Erick, Dubes Jepang Ketemu Luhut, Bahas Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Ishii Masafumi melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan setelah sebelumnya sang dubes juga bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam pertemuan yang diunggah di Instagram resminya, @jpnambsindonesia, pada Jumat kemarin (19/6/2020), Dubes Ishii mengatakan pertemuan tersebut tetap mematuhi protokol social distancing di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Lalu apa yang dibahas?
"Sambil mematuhi social distancing saya bertukar pendapat dengan Menkomarves Bapak Luhut Pandjaitan. Kami berdiskusi tentang penguatan kerja sama ekonomi dan promosi pertukaran pariwisata setelah pandemi virus corona mereda," kata Ishii, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (20/6/2020).
Namun yang menjadi perhatian bukan soal topiknya, melainkan posisi duduk Menteri Luhut.
"Mohon maaf sebelumnya ya pak, jika pak Luhut lupa menggunakan masker," tulis akun @cerita.wawan.
"Ngelihat luhut duduk spt itu kok saya yang malu sama bapak,maaf klo sopan santunnya jelek ,tidak semua [orang Indonesia] seperti itu kok pak," tulis akun @jastbourne.
"Waduh.. Pak Luhut, kok ga pakai masker, dan kaki nya di angkat," sindir akun @vhina_vie.
Sebelumnya pada 12 Juni 2020, Dubes Ishii juga bertemu dengan Erick Thohir membahas kerja sama bilateral RI-Jepang.
"Saya bertemu dengan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir dan bertukar pendapat tentang kerja sama bilateral RI-Jepang pasca pandemi Corona. Sudah lama saya tidak bertemu langsung dengan Pak Erick namun kali ini saya mendengar banyak ceritanya yang energik sehingga membuat saya bersemangat," katanya.
Tak hanya Erick, Ishii juga melakukan komunikasi dengan Airlangga Hartarto. "Sambil mematuhi social distancing, saya bertukar pikiran dengan Menko Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto. Kami membicarakan penguatan kerja sama ekonomi setelah pandemi virus korona mereda," katanya.
Dia mengatakan bagi Jepang, Indonesia merupakan salah satu mitra strategis terpenting dan dapat diibaratkan memiliki hubungan kakak dan adik.
Namun karena Indonesia lebih besar, baik dari sisi populasi penduduk maupun luas wilayah, tidaklah salah apabila dia mengatakan bahwa Indonesia sebagai kakak bagi Jepang.
"Saya mendengar bahwa tujuan kabinet Bapak Presiden Joko Widodo adalah "kerja". Dalam kaitannya dengan kedua negara, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan hubungan "kerja bersama" antara Jepang dan Indonesia," katanya, dikutip dari situs resmi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia.
"Hubungan yang sangat baik antara Jepang dan Indonesia merupakan hasil kerja keras dan upaya dalam waktu yang cukup lama dari berbagai pihak dari kedua negara. Kedutaan Besar Jepang, dan saya, sebagai Duta Besar Jepang, akan berusaha dengan segala upaya bersama Anda semua untuk mewujudkan "kerja bersama", demi memajukan hubungan baik diantara kedua negara kita. Kami memohon dukungan dan kerjasama Anda semua," katanya.
Ishii tiba pertama kali di Jakarta pada 10 April 2017. Tapi sebelumnya dia punya kenangan lama soal Indonesia.
"Sekitar 17 tahun lalu, tepatnya pada bulan Desember 1999, saya diangkat sebagai direktur di Kementerian Luar Negeri Jepang yang menangani hubungan antara negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia di Kementerian Luar Negeri Jepang."
"Saat itu, Timor Leste baru saja menetapkan referendum kemerdekaan negaranya, dan ingatan tentang krisis ekonomi Asia tahun 1997 juga masih terus membayangi dunia. Sejak pengangkatan tersebut, hampir setiap bulan saya berkunjung ke Indonesia, yang bagi Jepang merupakan negara yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara."
"Kunjungan terakhir saya ke Indonesia adalah pada bulan Maret 2011, beberapa hari setelah terjadinya gempa dahsyat di wilayah timur Jepang (Great East Japan Earthquake)," ceritanya.
Menurut dia, hal yang sangat penting dari pekerjaan dia antara lain menjamin keamanan lebih dari 19.000 warga Jepang yang menetap di seluruh Indonesia dan turut membantu kelancaran usaha lebih dari 1.800 perusahaan Jepang di Indonesia.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masih Seksi Meski Pandemi: AS, Jepang, UEA Lirik Investasi
