Belum Ada Titik Terang, Penjualan Sepeda Motor Masih Lesu

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
19 June 2020 16:39
Petugas merapihkan kendaraan motor yang akan dibawa keluar kota di  Stasiun Barang Kampung Bandan, Jakarta Kamis (7/6). Kemenhub juga menggelar program pengiriman sepeda motor secara gratis untuk menurunkan angka kecelakaan pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua. Persyaratan agar motor dapat dikirim secara gratis, pemudik harus menyiapkan data diri dan membawa KTP SIM, KK dan, STNK. Portrait pemudik, Diki 27 tahun sudah menggunakan jasa angkutan gratis dari Kemenhub. Menurut dia program ini sangat memudahkan warga untuk mudik. Ribuan motor tersebut akan dikirim besok pada 8 Juni 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki fase new normal, banyak masyarakat yang masih takut untuk menaiki kendaraan umum. Salah satu opsi yang dinilai aman adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.

Namun, pengusaha di industri sepeda motor melihat justru sebaliknya. Mereka pesimis penjualan motor akan membaik dalam waktu dekat.

"Kami belum melihat ada korelasinya, karena tumbuh tidaknya permintaan sepeda motor dipengaruhi banyak hal. Yang paling utama tentu kondisi ekonomi dan daya beli," kata Sekjen Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/6).

Meski banyak masyarakat sudah kembali beraktivitas, namun daya beli masyarakat masih belum bisa dibilang kembali normal. Butuh waktu yang diprediksi cukup lama.

Namun, jika kondisi ini terus berlarut, maka bukan tidak mungkin penurunan penjualan akan semakin tajam. Hingga kini pun, penjualan motor sudah terkoreksi dalam. Sebagai contoh, penjualan motor nasional anjlok hingga 75% pada April 2020 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

"Sejauh ini pandemi covid-19 ini sangat berdampak pada market sepeda motor yang kami prediksi tahun ini bisa turun 40-45%. Kami belum berharap new normal ini akan membuat permintaan bulanan motor kembali membaik," sebut Hari.

Ekspor Motor Pun Terganggu

Selain penjualan sepeda motor dari dalam negeri yang terdampak covid-19. Pasar ekspor sepeda motor juga kena imbas pandemi.

"Pasar ekspor juga terdampak karena negara tujuan ekspor kita juga terdampak Pandemi," kata Hari Budianto.

Pelaku usaha sepeda motor dalam negeri sudah melakukan langkah agar pasar ekspor tidak begitu terdampak. Namun, kondisi dari negara penerima juga tidak memungkinkan untuk bekerjasama dalam beberapa bulan terakhir.

"Perbedaan dengan masa sebelumnya antara lain terlihat dari penurunan permintaan dan juga proses pengiriman yang menjadi terganggu. Karena beberapa negara tujuan menerapkan lockdown dan memperketat arus keluar masuk barang," sebut Hari.

Di tahun-tahun sebelumnya, sejumlah negara menjadi langganan dalam menerima permintaan ekspor dari Indonesia. Salah satunya adalah Filipina. Adapun dari segi tipenya, angka penjualan ekspor motor dari Indonesia masih didominasi motor berjenis matic, dengan market share 74%.

"Kenapa bisa seperti ini? Karena pasar Indonesia 87% dari 6,4 juta matic, sehingga harganya punya daya saing. (Alasan) kedua kita memenuhi compliance terhadap aturan (standar) di internasional," kata Hari.

Hingga kini, ada beberapa negara yang menjadi tujuan dominan dari hasil ekspor penjualan motor di Indonesia. Misalnya di Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika Barat serta Eropa. "Karena tren mereka (Eropa) sekarang gunakan cc rendah, di bawah 150cc juga meningkat," sebutnya.

Sebelumnya, target penjualan sepeda motor di tahun 2020 mencapai 6,4 juta unit. Naik sedikit dari tahun lalu dimana penjualan di kisaran 6,3 juta. Namun, dengan pandemi ini, maka diperkirakan penjualan hanya berada di kisaran 3,5 juta unit.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PK Ditolak MA, Kartel Harga Sepeda Motor Matik Terbukti

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular