
Gara-gara Beternak Babi, Kekayaan Pria Ini Nambah Rp 35 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Qin Yinglin merupakan Chairman dari Muyuan Foodstuff, sebuah perusahaan peternak babi di China.
Dalam Forbes Real Time Billionaire, seperti dikutip, Jumat (19/6/2020), Qin Yinglin menjadi satu-satunya yang mengalami peningkatan kekayaan di atas 8% selama pandemi Covid-19.
Kekayaannya meningkat hingga US$ 2,5 miliar atau 8,23% per 19 Juni 2020 atau setara Rp 35 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 14.000).
Adapun total kekayaannya mencapai US$ 33,3 miliar atau Rp 466,2 triliun. Dengan kekayaannya yang fantastis tersebut ia masuk jajaran orang terkaya ke-43 di dunia dan ke-9 di China.
![]() |
Berumur 55 tahun, memulai beternak babi dengan 22 babi pada 1992 di Nanyang, China bersama Istrinya Qian Ying. Ia memulai belajar soal peternakan di Henan Agricultural University.
China Kekurangan Babi
Peternak dan para eksportir daging babi dipercaya memang akan memperoleh keuntungan besar dari China. Pasalnya kesenjangan produksi babi di dalam negeri masih terjadi di negara tersebut karena virus african swine fever atau demam babi Afrika.
Dari penelitian terbaru, wabah yang menjangkiti babi di China ini akan terus berlanjut satu hingga dua tahun mendatang.
"Para eksportir benar-benar dalam kondisi yang baik, karena "lubang" dalam produksi China begitu besar karena demam babi Afrika," kata seorang penasihat senior di GIRA Consultancy & Research, Richard Herzfelder.
"Sehingga jika Anda memiliki daging (babi) di mana pun di dunia, orang China akan membelinya."
Sebelumnya, demam babi Afrika sudah membunuh jutaan babi di China dan membuat inflasi di negara itu meroket di 2019. Wabah ini menyebar pertama kali di China di Agustus 2018.
Penyakit ini membuat harga naik babi di China naik dua kali lipat dan sudah pasti para peternak di China juga mengalami lonjakan pendapatan dari dua tahun lalu.
Tren kenaikan makin naik saat Covid-19 juga menyebar di China. Harga daging babi China, dari laporan GIRA Consultancy & Reserach, 81,7% lebih tinggi pada Mei 2020 ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski ada sedikit penurunan 8,1% dari April kemarin.
Dalam empat bulan pertama di 2020, impor daging babi ke China naik 170% dibanding periode yang sama tahun lalu, dari data bea cukai setempat. Ekspor daging babi AS malah mencapai rekor di April, yakni 112.327 ton, menurut laporan Reuters mengutip data Biro Sensus AS.
"Dengan harga daging babi saat ini ... prospek keuntungan tinggi menarik investasi besar ke industri daging babi Cina," kata Herzfelder.
"Dalam dua hingga tiga tahun, eksportir menghasilkan banyak uang."
Saat ini, dari data Departemen Pertanian AS, ada 20 pasar luar negeri yang disetujui untuk ekspor daging babi ke China. Diantaranya AS, Kanada dan Uni Eropa.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Dibuat Pusing oleh Babi, Harga Meroket Lalu Drop Parah