Internasional

Jarak Sosial Dilonggarkan, Singapura Buka Bisnis 19 Juni

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 June 2020 13:18
A man wearing a face mask looks at traditional Chinese medicinal products inside a Chinese medical hall in Singapore’s Chinatown district on Tuesday, May 12, 2020. Singapore has allowed selected businesses such as traditional Chinese medicine medical halls, home-based establishments, food manufacturing, selected food retail outlets, laundry services, traditional barbers and pet supplies to reopen May 12 in a cautious rollback of a two-month partial lockdown to curb the spread of COVID-19 infections in the city-state. (AP Photo / YK Chan)
Foto: Aktivitas warga Singapura di tengan wabah Corona (AP/YK Chan)

Jakarta, CNBC IndonesiaSingapura mulai melonggarkan aturan pembatasan terkait COVID-19. Kementerian Kesehatan akan mengizinkan pertemuan kecil hingga lima orang dan membuka kembali restoran serta toko pada 19 Juni mendatang.

Selain itu, pemerintah juga akan membuka kembali sekolah dan beberapa bisnis seperti mal. Gimnasium, taman, dan pantai juga ada dalam daftar untuk dibuka kembali.



Sayangnya, kegiatan keagamaan dan hiburan masih dilarang. Jemaat agama, bar, teater dan acara berskala besar masih belum diizinkan untuk melanjutkan kegiatan.

Meskipun Singapura memiliki angka infeksi tertinggi di Asia, dengan lebih dari 40 ribu kasus, pemerintah Singapura masih tetap menjunjung tinggi aturan jarak sosial.

"Dengan membatasi kontak erat di antara individu sambil mempertahankan prinsip-prinsip manajemen kebersihan dan keselamatan, kita akan dapat melanjutkan lebih banyak kegiatan tanpa secara substansial meningkatkan risiko kelompok infeksi baru," kata kementerian kesehatan, sebagaimana dikutip dari CNBC Internasional.



Kluster asrama pekerja migran yang membuat melonjaknya angka terjangkit di Singapura kini dikabarkan sudah menurun dan tidak ada kasus baru yang muncul. Kasus-kasus di luar asrama juga tetap stabil meskipun ada peningkatan aktivitas di tempat kerja.

"Kami sepenuhnya menyadari kenyataan bahwa kami mungkin memiliki kasus baru yang muncul ketika masyarakat kembali ke banyak rutinitas yang biasa mereka lakukan sebelum penerapan tindakan pemutus sirkuit," kata Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak, dalam briefing media.

Pemerintah juga mengatakan bekerja dari rumah harus tetap menjadi standar untuk semua bisnis yang layak.

Singapura yang memiliki populasi 5.848.403 kini menduduki posisi ke-30 dengan kasus terjangkit terbanyak secara global, yakni 40.818 kasus. Sedangkan angka kematian 26 kasus dan 30.366 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Singapura Makin Gawat, Jutaan Warga 'PSBB' Lagi 1 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular